Aktivitas Sinabung Tetap Tinggi
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Armen Putra mengatakan, ”Volume kubah lava cukup besar, 1,5 juta–2 juta meter kubik. Bisa meluncur jadi awan panas kapan saja.”
Aktivitas kegempaan Gunung Sinabung, kata Armen, cukup tinggi. Gempa guguran terus terjadi, menandakan tidak stabilnya kubah lava. Gempa hibrida masih terjadi, menandakan proses pembentukan kubah lava terus terjadi. Energi dan fluida terus dipasok dari dapur magma.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Martin Sitepu menyatakan, paparan abu vulkanik tidak terhindarkan di sekitar Gunung Sinabung. Abu vulkanik paling banyak di Kecamatan Simpang Empat, Naman Teran, dan Payung. ”Kami imbau agar warga menggunakan masker ketika bepergian ke luar rumah,” katanya.
Komandan Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung yang juga Komandan Kodim 0205 Tanah Karo Letnan Kolonel Taufik Rizal Batubara menyatakan, seiring meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Sinabung, mereka memperketat penjagaan di pintu-pintu masuk menuju zona merah. ”Kami menempatkan petugas untuk berjaga di portal dan berpatroli ke ladang-ladang di zona merah,” katanya.
Warga terbiasa
Erupsi hampir setiap hari membuat warga Sinabung, terutama yang tinggal di zona merah, terbiasa. Mereka siap menjauh dari terjangan awan panas dan lahar dingin begitu gunung erupsi.
Seperti erupsi pada Jumat pukul 06.11, penduduk Desa Payung, yang berjarak 3 kilometer dari puncak Sinabung, langsung ke luar rumah begitu mendengar suara gemuruh. Warga pun memantau arah angin. ”Kalau saat erupsi tidak ada angin kencang kemungkinan abu memenuhi desa ini. Selama ini awan panas hampir selalu ke arah tenggara, ke beberapa desa yang penduduknya sudah direlokasi,” kata Mburak Ginting (50), warga Payung.
Penduduk di sekeliling Sinabung, seperti Desa Mardingding, Payung, Tiga Nderket, Selandi, Mbaru, dan Guru Kinayan sudah dilarang tinggal di desa. Mereka umumnya membangun rumah di pinggir jalan dari Payung sampai Sibintun, tetapi masih berkebun di zona merah.
”Walau tinggal di pengungsian, setiap hari kami mencari penghasilan dengan menjadi buruh tani di desa asal karena belum memiliki ladang baru. Namun, kami selalu siaga. Ketika mendengar suara gemuruh dan percikan api dari kawah, kami segera lari,” kata Sri Ulinasari (50), penduduk Berastepu.
Gunung Agung
Dari Bali dilaporkan, aktivitas vulkanik Gunung Agung di Karangasem, masih berlangsung. Pada Jumat siang, asap dari kawah Gunung Agung terpantau mencapai ketinggian 1.000 meter di atas puncak kawah. Menjelang sore kolom asap tinggal sekitar 100 meter di atas kawah.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika menyatakan, proses magmatik di Gunung Agung masih berlangsung. ”Kepulan itu mengindikasikan fase erupsi masih terjadi,” kata Suantika.
Gunung Agung masih dalam status Awas. Sampai kemarin, PVMBG tetap merekomendasikan agar tidak ada aktivitas di zona perkiraan bahaya Gunung Agung, yakni di radius 8 kilometer dari kawah gunung, ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 10 kilometer.
Secara terpisah, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, Pura Besakih yang terletak 7 km dari puncak kawah Gunung Agung, berada dalam radius berbahaya.
Sesuai rekomendasi PVMBG, tidak boleh ada aktivitas masyarakat di radius berbahaya tersebut. Potensi bahaya, jika terjadi letusan vertikal yang melontarkan lava, batu pijar, hujan abu pekat, awan panas dan lainnya.
”BNPB telah menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi Bali akan hal itu. Namun, kewenangan buka dan tutup Pura Besakih dan daerah lain adalah kewenangan Pemkab Karangasem dan Pemprov Bali,” katanya.
Hal ini juga dinilai dapat memengaruhi masyarakat yang saat ini mengungsi. Mereka bisa kembali ke rumah karena melihat Pura Besakih boleh ada aktivitas. Karena itu, perlu disertai informasi yang terus-menerus bagi turis atau pengunjung Pura Besakih. Pemda harus menyiapkan rencana kontinjensi. Harus disiapkan personel, kendaraan, logistik, rambu evakuasi, komunikasi bagi pengunjung jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Ekonomi
Terkait aktivitas vulkanik Gunung Agung yang berdampak terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan kewenangan kepada bank untuk merestrukturisasi kredit para debitor bank yang terkena dampak erupsi. Restrukturisasi kredit dapat dilakukan melalui pemberian keringanan jangka waktu pembayaran bunga dan perpanjangan jangka waktu kredit.
”Kebijakan ini dalam rangka membantu debitor bank yang terkena dampak bencana,” kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Hizbullah.
Hizbullah menyatakan, dampak bencana erupsi Gunung Agung paling besar dirasakan kalangan pariwisata di Bali, khususnya di Karangasem.
Dalam forum tatap muka dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso di Wantilan (gedung serba guna) Kantor Bupati Karangasem, Selasa lalu, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Karangasem Wayan Kariasa mengatakan, keterisian kamar hotel berbintang di Karangasem di bawah 10 persen. Kariasa mengatakan, pengusaha akomodasi pariwisata di Karangasem sulit menjaga operasionalisasi usaha mereka karena kunjungan wisatawan ke Karangasem menurun. (ETA/NSA/AYS/COK)