Nikmati Santapan Malam ala ”La La Land”
Oleh
·4 menit baca
Alternatif menikmati malam pergantian tahun bisa dirasakan di SKYE Bar & Lounge, Menteng, Jakarta Pusat. Di restoran yang berada di atap gedung pencakar langit setinggi 230 meter ini, kita bisa menikmati lanskap Jakarta dengan kerlap-kerlip lampu malam serta warna-warni kembang api dari berbagai penjuru.
SKYE mengusung ”City of Star” untuk merayakan malam pergantian tahun nanti. Tema itu terinspirasi dari film La La Land yang dibintangi aktor Ryan Gosling dan aktris Emma Stone.
Dalam film itu, Gosling dan Stone menari dan menyanyi di atas sebuah bukit dengan pemandangan kota Los Angeles, Amerika Serikat, yang bertabur kerlap-kerlip lampu di malam hari. ”Kami ingin menampilkan itu, seolah SKYE adalah bukit di La La Land. Seperti di film itu, pada malam hari, Jakarta juga dipenuhi lampu jika dilihat dari atas,” ujar Kevin Ryan, karyawan bagian pemasaran SKYE, Jumat (29/12).
Perayaan malam pergantian tahun di SKYE akan digelar di dua tempat, yaitu restoran dan bar. Dari restoran yang menghadap langsung ke Bundaran HI, pengunjung dapat menikmati makan malam romantis bersama pasangannya sambil menyaksikan kembang api dan temaram cahaya lampu kota.
Untuk menikmati suasana eksklusif, jauh dari ingar-bingar keramaian, itu, pengunjung harus mengeluarkan kocek paling tidak Rp 1,4 juta per orang. Itu termasuk santapan malam yang memuaskan perut.
Di lokasi yang sama, digelar pesta di Bar SKYE dengan menampilkan sejumlah disc jockey mulai pukul 21.00 hingga pukul 02.00 pada hari pergantian tahun. Bar ini berada di ruangan terbuka sehingga pengunjung juga bisa menikmati lanskap Ibu Kota dari puncak gedung 56 lantai itu.
Untuk masuk ke dalam bar ini, pengunjung wajib membeli tiket seharga Rp 400.000 per orang, belum termasuk makanan dan minuman. Adapun pengunjung yang ingin memesan sofa untuk bersantai harus menebusnya dengan biaya minimal Rp 6,8 juta. Itu bisa dipakai untuk 7 hingga 15 orang.
Meskipun tidak murah, acara malam Tahun Baru di SKYE direspons positif. Hanya tersisa dua dari total 17 tempat atau sofa yang ditawarkan. Sementara dari 180 kursi restoran yang tersedia, 100 kursi telah terpesan hingga kemarin.
Mayoritas pemesan adalah orang milenal yang mapan. ”Kami memang mengincar milenial berumur 20-25 tahun. Sejauh ini (jumlah pesanan) berjalan sesuai target kami,” kata Kevin.
Memilih sendiri
Jika memiliki anggaran terbatas, tetapi ingin merasakan suasana berbeda, kawasan kuliner di Muara Angke bisa menjadi pilihan. Di tempat ini, pengunjung dapat menikmati berbagai hidangan laut, seperti ikan kakap, kerapu, udang, cumi-cumi, dan lobster, sambil menikmati angin laut.
Di sini, pengunjung bisa bebas memilih sendiri ikan mentah dan hasil laut lainnya untuk diolah. Itu semua bisa dibeli di Pasar Ikan Muara Angke. Dengan demikian, kesegaran ikan dan hasil laut lainnya pun lebih terjamin.
Ikan yang sudah dipilih lalu dibawa ke belasan rumah makan yang ada di tempat itu untuk diolah, dengan digoreng atau dibakar. Biaya jasa mengolahnya Rp 20.000 per kilogram. Rumah-rumah makan itu juga menyediakan nasi, sambal, dan minuman dengan harga Rp 10.000 per orang.
Menurut Abdul Rahman, pemilik salah satu rumah makan, pada malam Tahun Baru, Muara Angke biasanya dipenuhi pengunjung. Kenaikan jumlah pengunjung bisa mencapai 50 persen dibandingkan dengan hari biasa.
Guna mengantisipasi lonjakan jumlah pengunjung, Pasar Ikan Muara Angke menambah pasokan ikan. Kepala Pasar Grosir Ikan Muara Angke Ruhyadi mengatakan, pada hari biasa, pihaknya hanya menyediakan 150 hingga 200 ton ikan segar. Namun, pada malam Tahun Baru nanti, pasar itu menambah 250 ton ikan.
Jenis ikan favorit atau paling banyak dicari saat Tahun Baru adalah ikan ayam-ayam. Harganya relatif terjangkau, Rp 27.000 per kilogram.
Tingginya permintaan ikan jenis itu biasanya memicu kenaikan harga. ”Saat malam Tahun Baru, harganya bisa naik hingga 7 persen dari harga normal,” kata Ruhyadi.
Selain hidangan laut, di Muara Angke, pengunjung dapat menikmati pesta kembang api. Pengunjung bisa melihat ”hujan” kembang api dengan leluasa karena tidak ada gedung bertingkat yang menghalangi pandangan, hanya perlu mengarahkan pandangan mata ke langit selatan.
Karena lokasi ini biasanya ramai dikunjungi saat malam pergantian tahun, pengunjung disarankan datang lebih cepat agar tidak kehabisan tempat.