BADUNG, KOMPAS — Gunung Agung di Karangasem, Bali, masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang belum mereda. Selama Minggu (31/12) malam sampai Senin (1/1) siang, gunung api itu terpantau mengembuskan asap dengan tekanan lemah hingga sedang dari kawahnya.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, status Gunung Agung masih Awas yang diindikasikan dengan masih keluarnya asap kawah berwarna putih atau kelabu dan terjadinya kegempaan.
”Tekanan asap kawah dan ketinggiannya berfluktuasi. Kemarin (Minggu), ketinggian asap terpantau mencapai 1.000 meter dari puncak kawah,” kata Kasbani kemarin. ”Namun (Senin), tadi terpantau sekitar 500 meter sampai 700 meter dari puncak kawah,” ujarnya.
Pada periode pengamatan Minggu pukul 18.00 Wita hingga 24.00 Wita, teramati adanya sinar api di puncak Gunung Agung dari pemantauan melalui kamera pengawas CCTV Pos Pengamatan Gunungapi Agung di Rendang, Karangasem. Berdasarkan laporan aktivitas gunung api, sinar api itu masih teramati sampai Senin pagi, tetapi tidak teramati lagi pada Senin siang.
Menurut Kasbani, sinar api itu mengindikasikan adanya lava dalam kawah. ”Sinar api teramati dari rekahan di kawah. Ini hal biasa muncul dalam kondisi fase erupsi,” katanya.
Dengan kondisi aktivitas vulkanik Gunung Agung yang masih Awas itu, PVMBG tetap merekomendasikan tidak ada aktivitas di sekitar Gunung Agung dalam zona perkiraan bahaya, yakni dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area dalam radius 8 kilometer dari kawah gunung serta area perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 10 kilometer dari kawah gunung.
Meskipun aktivitas vulkanik Gunung Agung masih dalam kondisi Awas, kegiatan di Bali di luar radius zona perkiraan bahaya erupsi Gunung Agung itu terpantau normal. Pada Minggu malam, warga dan wisatawan tumpah di kawasan wisata Kuta, Kabupaten Badung, untuk merayakan pergantian tahun. Kawasan wisata Kuta berjarak lebih dari 71 kilometer dari Gunung Agung.
Pantai, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan serta restoran di sepanjang Jalan Pantai Kuta terlihat diramaikan pengunjung. Pelancong asal Surabaya, Jawa Timur, Eliazar, turut dalam keramaian di kawasan Kuta menjelang Tahun Baru. Eliazar mengajak keluarganya ke Bali. ”Kami dari Surabaya sengaja ke Bali untuk liburan sekaligus merayakan pergantian tahun,” ujar Eliazar, Minggu malam.
Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose mengatakan, Kuta menjadi tempat paling ramai dibandingkan dengan tempat-tempat lain di Bali yang didatangi warga ataupun wisatawan untuk menyambut Tahun Baru.
Melebar
Jalur awan panas guguran Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, semakin melebar. Awan panas yang biasanya meluncur ke sektor timur-tenggara, kini melebar ke sektor selatan-tenggara. Dalam beberapa hari ini, awan panas guguran meluncur ke kedua arah tersebut.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Armen Putra, Senin (1/1), mengatakan, beberapa tahun terakhir, awan panas guguran meluncur mengikuti bukaan mulut kawah, yaitu ke sektor timur-tenggara yang mengarah ke Desa Gamber dan Kutatonggal. Karena itu, warga yang berada di sektor selatan-tenggara, yakni Desa Sibintun dan Berastepu, merasa aman. Sebagian dari mereka masih ada yang nekat bertani, bahkan tinggal di desa tersebut. Namun, kini arah awan panas melebar ke selatan-tenggara ke Desa Sibintun dan Berastepu.
Armen mengatakan, awan panas guguran meluncur ke arah yang berbeda karena kubah lava baru terus tumbuh hingga melewati bibir kawah. Kubah lava adalah sumbat lava di kawah gunung yang jika runtuh akan menjadi awan panas guguran.(COK/NSA)