Pada hari terakhir masuk kerja tahun 2017, Jumat (29/12), Presiden Joko Widodo mengingatkan agar rakyatnya tidak lupa liburan. Presiden ingin agar rakyat mendapatkan energi dan semangat baru dalam menyongsong tahun 2018. Presiden yakin, siapa pun akan merasa lelah setelah kerja keras sepanjang tahun. Sering kali di antara kita kurang istirahat untuk mencapai target kerja yang diinginkan.
Karena itu, jangan sampai melupakan piknik untuk menyongsong tantangan baru di 2018. Saatnya pikiran dan badan ini mendapatkan haknya untuk beristirahat. ”Semoga kita semuanya mendapatkan energi dan semangat yang baru dalam menyongsong Tahun Baru 2018”, tulis Presiden di akun Facebook pada Minggu (31/12) pukul 19.00.
Minggu malam itu, Presiden sedang piknik akhir tahun di Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, setelah sehari sebelumnya tiba di ”Kota Gudeg” itu. Di sana, Presiden melewatkan hari liburnya bersama Ibu Negara Iriana, putra sulung Gibran Rakabuming Raka, putra bungsu Kaesang Pangarep, menantu Selvi Ananda, dan cucunya, Jan Ethes Srinarendra.
Tidak hanya bersama keluarganya, Presiden juga melewatkan malam pergantian tahun dengan warga yang diundang masuk ke Istana Gedung Agung, Yogyakarta. Di halaman Istana, Presiden dan warga sama-sama menikmati roti bakar ala alun-alun utara, bakwan malang, sate kambing dan ayam, bakmi jawa, oseng mercon, tengkleng, bajigur, hingga wedang ronde.
”Alhamdulillah, ya Allah, bisa foto bersama Presiden,” ucap Sheilanda Bunga, siswa kelas XII dari Madiun, Jawa Timur, mensyukuri pertemuannya dengan kepala negara. Bunga merupakan salah satu dari sekitar 70 orang yang makan malam di area Istana Kepresidenan Yogyakarta. Namun, laporan Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menyebutkan, warga yang hadir melebihi rencana semula. Paling tidak, sekitar 250 orang hadir di Istana Gedung Agung malam itu.
Bunga yang datang bersama dua temannya, Arinka Al Afarin dan Nurul Hafsah, sungguh beruntung. Tidak hanya bersalaman, foto bersama Presiden, dan makan-makan, mereka juga mendapat kesempatan menginap di Istana Gedung Agung. Presiden memerintahkan stafnya menyiapkan kamar buat tiga sahabat itu setelah tahu mereka belum ada kepastian tempat menginap.
Selama di Yogyakarta, Presiden banyak berinteraksi dengan warga. Sejak kedatangannya hari Sabtu (30/12), Presiden berjalan-jalan santai di kawasan Malioboro. Aktivitas itu dilanjutkan Minggu (31/12) pagi dengan berjalan kaki di sekitar kawasan yang sama.
Dorong pariwisata
Jika Presiden Jokowi memilih Yogyakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla memilih Bali untuk menghabiskan libur akhir tahun bersama Ibu Mufidah. Kalla beserta keluarga memilih sebuah hotel di kawasan Nusa Dua untuk menginap sejak Jumat hingga Senin (1/1) kemarin. Menurut Juru Bicara Wapres Husain Abdullah, Wapres Kalla menghabiskan waktu libur beserta anak-anak serta sembilan cucu.
Tidak ada acara khusus yang digelar Wapres dan keluarga pada malam pergantian tahun. Minggu malam, keluarga Kalla bersantap malam di sebuah restoran yang menyajikan menu olahan bebek di Nusa Dua. Setelah itu Kalla mengajak cucu-cucunya menyaksikan suasana menjelang Tahun Baru di kawasan yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Denpasar, ibu kota Provinsi Bali.
Kalla mengajak cucu-cucunya berjalan kaki, membaur dengan warga lain yang akan merayakan malam Tahun Baru 2018. Kalla memilih Bali karena tertarik dengan keindahan dan ketenangannya. Wapres ingin menunjukkan bahwa Pulau Dewata aman dikunjungi kendati erupsi Gunung Agung belum berlalu. ”Yang pertama karena indah dan tenang. Juga menunjukkan pada masyarakat bahwa Bali itu tidak berbahaya. Jangan karena Gunung Agung, seakan-akan seluruh Bali darurat,” katanya.
Kalla merasa aman di Bali karena daerah dengan radius kurang dari 10 kilometer dari Gunung Agung yang dinyatakan berbahaya. Gunung tertinggi di Bali itu terletak di Kabupaten Karangasem. Lokasi ini terpisah jaraknya puluhan kilometer dari tempat wisata yang ramai dikunjungi orang, seperti Pantai Kuta, Tanah Lot, Tanjung Benoa, Pantai Sanur, dan Bedugul. Adapun jarak Gunung Agung ke kawasan Nusa Dua, misalnya, lebih dari 75 kilometer dan membutuhkan waktu tempuh lebih dari dua jam.
Liburan Presiden dan Wapres kali ini dapat dimaknai sebagai pesan kepada masyarakat luas bahwa rehat itu penting. Pesan berikutnya adalah keinginan kuat Presiden dan Wapres untuk memastikan bahwa negara ini layak menjadi tujuan wisata. Keduanya memberi teladan untuk meluangkan waktu berwisata saat liburan.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Iyung Masruroh menyatakan, situasi di Bali mulai pulih setelah Presiden berkunjung 22 Desember lalu. Salah satunya indikasinya adalah dicabutnya peringatan bepergian dari China terhadap warganya ke Bali.
Baik Presiden maupun Wapres, kata Iyung Masruroh, keduanya merupakan faktor pendorong utama promosi wisata Indonesia. Selain menyegarkan pikiran, pikniknya Presiden dan Wapres bisa dipandang sebagai upaya mencapai target kunjungan wisatawan. Bagaimana dengan Anda? (NTA/HRS/NDY)