Pengosongan Lahan Bandara Kulon Progo Diwarnai Kericuhan
Oleh
Haris Firdaus
·2 menit baca
WATES, KOMPAS — Proses pengosongan lahan yang akan dipakai untuk pembangunan bandar udara di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (8/1) siang, diwarnai kericuhan. Kericuhan terjadi saat sejumlah warga dan aktivis menghalang-halangi perobohan pohon di lahan milik warga yang menolak pembangunan bandara Kulon Progo.
Berdasarkan pantauan Kompas, kericuhan terjadi sekitar pukul 13.30 di Dusun Kragon II, Desa Palihan, Kecamatan Temon, Kulon Progo. Saat itu sejumlah petugas dari PT Angkasa Pura I dan beberapa instansi lain tengah berusaha merobohkan pohon-pohon yang berada di lahan yang akan dipakai untuk pembangunan bandara.
Ketika petugas mulai merobohkan pohon dengan alat berat, sejumlah warga dan aktivis penolak bandara berupaya menghalang-halangi. Mereka lalu berlarian ke arah alat berat sambil berteriak-teriak untuk memprotes tindakan perobohan yang dilakukan petugas.
Sejumlah warga pun terlibat saling dorong dengan petugas kepolisian yang menjaga proses pengosongan lahan. Beberapa warga pun akhirnya terpaksa dibawa menjauh dari lokasi kejadian.
Manajer Proyek Bandara Internasional Yogyakarta Baru PT Angkasa Pura I Sujiastono mengatakan, proses pengosongan dilakukan di lahan yang sudah dibayar ganti ruginya. Pohon-pohon yang dirobohkan petugas juga sudah dibayar ganti ruginya. ”Pengosongan lahan dilakukan dengan mengacu pada aturan yang ada,” katanya.
Kepala Bagian Operasian Kepolisian Resor Kulon Progo Komisaris Sudarmawan mengakui adanya insiden antara anggotanya dengan warga dan sejumlah aktivis. Namun, dalam insiden itu, tidak ada warga atau aktivis yang ditangkap kepolisian.