Pengungsi Terus Bertambah
Desa Cimuncang berada 37 kilometer dari pusat kota Majalengka. Daerah perbukitan itu berketinggian 899 meter di atas permukaan laut. Daerah ini termasuk rawan pergerakan tanah.
Warga mengungsi di Madrasah Tsanawiyah Al Ma’sum II, sekitar 300 meter dari lokasi bencana, sejak Sabtu (6/1) malam. Setelah hujan deras mengguyur, 15 rumah retak, beberapa di antaranya ambruk.
Sejumlah tembok penahan tebing ambrol. Dua masjid rusak ringan dan sebuah jalan antarblok terputus. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Hari Minggu, berdasarkan pemantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka, retakan yang semula 4 sentimeter bertambah 2 sentimeter. Sebanyak 66 warga mengungsi dan 19 unit rumah rusak.
”Senin malam, 184 pengungsi bermalam di posko pengungsian,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Majalengka Nana Rukmana.
Tenda pengungsian dan dapur umum didirikan oleh BPBD Majalengka bersama taruna siaga bencana, polisi, TNI, dan pemerintah setempat. Selain itu, juga posko kesehatan bersama PMI.
Terkait kemungkinan relokasi warga, Nana mengatakan, pihaknya menunggu kajian tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Kepala Desa Cimuncang HM Engkus berharap kajian segera dilakukan. Menurut dia, pergerakan tanah di Blok Pamujaan baru pertama terjadi. Pada 2013, Blok Cigintung, sekitar 1 kilometer dari Blok Pamujaan, diterjang pergerakan tanah. ”Sekitar 600 keluarga direlokasi ke Kampung Jotang, 2 kilometer dari Cigintung,” ujarnya.
Ibu dan bayi tewas
Di Ponorogo, Jawa Timur, tanah longsor yang menerjang sebuah rumah, Minggu petang, menewaskan ibu dan bayinya.
Tanah longsor menerjang rumah Soirin (60) di RT 002 RW 003 Dukuh Gondang, Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, sekitar pukul 18.00. Hujan deras selama enam jam diduga membuat tebing di belakang rumah Soirin labil sehingga runtuh dan menimbun rumah.
Saat kejadian, penghuni rumah, Soirin, Masiyem (63), dan Misman (37) selamat. Naas bagi Lia Lestari (23), istri Misman, dan bayi mereka yang berusia 35 hari bernama Vinesa Aulia Andiani tak bisa menyelamatkan diri.
Kapolres Ponorogo AKBP Suryo Sudarmadi yang dihubungi dari Surabaya mengatakan, Soirin, Masiyem, dan Misman segera mencari pertolongan. Informasi bencana diterima berbagai pihak, termasuk Polri, TNI, BPBD, dan Tagana yang kemudian melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan (SAR).
Lia dan Vinesa ditemukan menjelang pukul 23.00. Namun, keduanya sudah tidak bernyawa.
Menurut catatan BPBD Ponorogo, sebelumnya longsor juga menimpa rumah Yamadi di Desa Bedoho, Kecamatan Sooko, Selasa (2/1), sekitar pukul 18.00. Namun, tidak ada korban jiwa.
Di Banjarnegara, Jawa Tengah, 14 rumah di Dusun Pramen, Desa Bantar dan Dusun Sikenong, Desa Sewidak, Kecamatan Wanayasa, terancam rusak dan ambruk akibat pergerakan tanah. Sebanyak 78 orang mengungsi ke tempat aman.
”Saya takut tinggal di rumah. Saat hujan, tanah terasa bergerak-gerak seperti gempa, tetapi kecil,” kata Andi (22), warga Desa Bantar, yang mengungsi bersama istri dan anaknya ke rumah bibinya, Senin.
Hal serupa dikatakan Sainem (64). Dia bersama dua anaknya mengungsi ke tempat saudara.
Menurut Kepala Desa Bantar Eko Purwanto, hujan deras yang mengguyur wilayahnya sejak Rabu pekan lalu menyebabkan tanah perbukitan di desanya labil dan bergerak secara bertahap. ”Hari Minggu mulai muncul rekahan tanah kemudian terus bergerak dan ambles sampai Senin pagi. Akibatnya, jalan terputus total,” kata Eko.
Kepala Desa Sewidak Rip Santoso menambahkan, 2.200 orang warga desanya terisolasi dan harus memutar sejauh 15 kilometer untuk menuju Desa Bantar dan ke Kecamatan Wanayasa.
Tim Gabungan BPBD Kabupaten Banjarnegara bersama sejumlah relawan membantu evakuasi warga ke tempat aman. Tim juga mendirikan dapur umum. Demikian dikatakan anggota staf BPBD Banjarnegara, Eko Budi Budi Rahardjo.
Jembatan putus
Hujan deras di Situbondo, Minggu, menyebabkan sungai meluap. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Situbondo Gatot Trikorawan mengatakan, banjir yang membawa material lumpur dan ranting membuat sebuah jembatan ambrol, Minggu malam.
Jembatan yang putus berada di Dusun Glindung, Desa Kalirejo, Kecamatan Sumber Malang. Jembatan itu satu-satunya akses penghubung Desa Kalirejo dan Desa Sumber Argo.
Banjir bandang di wilayah barat Situbondo juga menghanyutkan dua warga. Seorang di antaranya, Yakub (55), ditemukan tewas. Ia hanyut saat memperbaiki pematang sawahnya. (IKI/BRO/DKA/GER)