Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY Muhammad Mansyur seusai mendampingi Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X meninjau trotoar sisi timur Malioboro, Selasa (9/1), mengatakan, upaya penataan kawasan wisata Malioboro dimulai sejak 2016.
Proyek itu diawali dengan penataan trotoar di sisi timur kawasan tersebut, yang sebelumnya dijadikan tempat parkir sepeda motor. Pascapenataan kawasan itu tidak boleh lagi menjadi tempat parkir.
Pemda DIY juga mengganti lantai trotoar tersebut dan menambah sejumlah fasilitas umum, misalnya kursi, tempat sampah, lampu jalan, dan tempat parkir sepeda. Penataan trotoar sisi timur Malioboro telah selesai pada akhir 2017.
Oleh karena itu, mulai tahun ini, Pemda DIY akan menata trotoar sisi barat Malioboro, yang dimulai dari bagian utara hingga selatan. Tahun ini, Pemda DIY juga akan menata trotoar di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Pemda DIY menyiapkan anggaran sekitar Rp 35 miliar.
Pemda DIY, ujar Mansyur, juga akan membangun tempat berjualan bagi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan wisata Malioboro. Menurut rencana, tempat bagi PKL itu akan berupa gedung tiga lantai yang dibangun di lahan bekas Bioskop Indra di kawasan Malioboro.
”Namun, gedung ini tidak akan bisa menampung semua PKL yang ada di Malioboro. Jadi, hanya sebagian yang nanti akan direlokasi ke sana,” ujarnya.
Selain untuk berjualan, gedung tersebut juga akan dipakai sebagai tempat penyimpanan barang-barang milik PKL saat mereka tidak berjualan. Anggaran untuk pembangunan ini sekitar Rp 40 miliar.
Toilet bawah tanah
Menurut Mansyur, pada 2017, selain menata trotoar sisi timur Malioboro, Pemda DIY juga telah menyelesaikan pembangunan toilet bawah tanah di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Toilet yang dibangun untuk warga dan wisatawan itu memiliki fasilitas yang menyerupai toilet di hotel bintang lima, termasuk toilet khusus difabel.
Toilet yang dibangun dengan anggaran Rp 5,8 miliar itu juga dilengkapi lift khusus untuk disabilitas. Dengan lift tersebut, para pengguna kursi roda dan disabilitas lainnya tak harus bersusah payah naik turun tangga.
Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, penataan kawasan wisata Malioboro secara keseluruhan ditargetkan bisa selesai pada 2019. Nantinya, penataan itu akan meliputi renovasi sejumlah bangunan, termasuk yang berstatus sebagai cagar budaya, yang ada di kawasan tersebut agar keunikan bentuk fisik bangunan-bangunan di Malioboro bisa terlihat dengan jelas.
”Semoga penataan ini bisa berjalan dengan baik sehingga Malioboro sebagai ikon Yogyakarta bisa membawa kesan yang lebih baik,” kata Sultan HB X. (HRS)