PALANGKARAYA, KOMPAS — Tiga desa di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Kotawaringin Timur terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Sekitar 608 warga menjadi korban bencana dan terpaksa mengungsi.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalimantan Tengah Darliansjah mengatakan, bencana di Desa Jakatan Mahasa di Kabupaten Kapuas, Desa Tumbang Koling dan Desa Ubar Mandiri di Kabupaten Kotawaringin Barat. ”Curah hujan yang tinggi sebabkan sungai meluap hingga ke permukiman,” kata Darliansjah di Palangkaraya, Selasa (9/1).
Darliansjah mengatakan, di Desa Jakatan Mahasa banjir terjadi karena meluapnya anak Sungai Kapuas, sedangkan di Kotawaringin Timur banjir terjadi karena meluapnya Sungai Mentaya. Dua wilayah sungai tersebut memang langganan banjir di saat musim hujan. ”Hal ini terjadi setiap tahun sehingga bisa diantisipasi lebih cepat oleh petugas di lapangan,” kata Darliansjah. Dari data BPBPK, di Desa Jakatan Mahasa terdapat 409 warga terdampak banjir, sedangkan di dua desa lainnya terdapat sekitar 199 warga yang terdampak banjir.
Kembali ke rumah
Sebagian besar warga mulai meninggalkan lokasi pengungsian dan kembali ke rumah seiring menurunnya ancaman pergerakan tanah di Blok Pamujaan, Desa Cimuncang, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Warga berharap daerah itu aman untuk ditinggali.
Hingga Senin malam, BPBD Majalengka mencatat jumlah pengungsi sebanyak 42 orang. ”Kondisi masyarakat sudah mulai tenang dan beraktivtas seperti biasa lagi,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Majalengka Nana Rukmana.
Di Batu, setidaknya ada tiga titik longsor berskala kecil yang terjadi pada Senin malam. Titik longsor pertama di daerah Payung, Desa Songokerto, Kecamatan Batu, yakni tebing setinggi 3 meter dengan panjang 2 meter di pinggir jalan penghubung Batu-Kediri longsor dan menutupi separuh badan jalan.
Titik longsor kedua terjadi di Jalan Klemuk (jalan alternatif Batu-Pujon) di Desa Songokerto. Di tempat ini ada beberapa titik longsor yang menutup saluran air. Adapun titik longsor ketiga ada di Dusun Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu. Tebing setinggi 15 meter dan lebar 6 meter longsor dan menutup akses jalan dusun. Pada Selasa pagi, turap Sungai Brantas di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, juga longsor tergerus tingginya debit air sungai. ”Kami mengimbau warga untuk waspada karena informasi dari BMKG, Januari puncak musim hujan,” ujar Kabid Kedaruratan BPBD Kota Batu Achmad Rochim. (IDO/IKI/WER)