SURABAYA, KOMPAS — Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai menggagalkan pengiriman sabu seberat 7,3 kilogram dari Malaysia. Dalam operasi itu, aparat menembak mati dua kurir dan menahan empat orang lainnya.
Dua kurir yang ditembak mati adalah HMD dan IB. Empat tersangka yang yang juga menjadi kurir di sindikat tersebut diamankan petugas, yakni ARW, ZN, RHM, dan HSN.
”Dua tersangka ditembak mati karena melawan petugas. Mereka menabrakkan mobil yang dikendarai ke mobil anggota yang kini masih menjalani perawatan di rumah sakit,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso saat konferensi pers di kantor Bea dan Cukai Tanjung Perak, Surabaya, Kamis (11/1).
Budi mengatakan, sabu dari Malaysia tersebut dikirim melalui jalur laut. Sabu seberat 7,3 kg disembunyikan dalam kemasan popok.
Ada tujuh bungkus popok yang masing-masing menjadi tempat disembunyikannya 1 kg sabu. ”Modusnya selalu berganti, kadang dibungkus dengan teh, popok, dan gula,” katanya.
Dalam mengirimkan sabu ke Indonesia, kelompok tersebut memanfaatkan anak buah kapal yang bekerja di Malaysia.
Seorang tersangka yang dibekuk, ARW, adalah warga Indonesia yang menjadi anak buah kapal yang beroperasi di Malaysia-Indonesia. ARW berperan mengirim sabu ke Indonesia.
Sesampai di Indonesia, anggota lainnya sudah siap menerima untuk didistribusikan ke beberapa daerah di Jawa Timur. Mereka menunggu di pelabuhan dengan mengendarai mobil untuk membawa sabu.
Pengungkapan jaringan tersebut berawal dari informasi masuknya sabu dari Malaysia ke Surabaya melewati Banjarmasin.
Sabu tersebut dibawa ARW menggunakan kapal MV Selasih yang berangkat dari Port Klang, Malaysia, Jumat (29/12/2017), menuju Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Rabu (3/1).
”Meski aparat sudah mengendus pengiriman sabu tersebut, ARW dibiarkan menuju Surabaya untuk mengetahui jaringannya yang lain,” ujar Budi.
Setiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Jumat (5/1), menggunakan feri Nikki Sejahtera, lima kurir lainnya sudah menanti mengambil sabu tersebut. Sempat terjadi kejar-kejaran antara pelaku dan aparat gabungan BNNP dan Bea Cukai, tetapi semua pelaku dapat diamankan.
Empat pelaku, yaitu ARW, ZN, RHM, dan HSN, ditangkap tanpa perlawanan, sedangkan dua lainnya, HMD dan IB, harus ditembak karena membahayakan nyawa petugas.
”HMD dan IB menabrakkan mobilnya ke mobil anggota yang mengakibatkan anggota kami harus mendapatkan perawatan di rumah sakit,” kata Budi.