Sebanyak 14 anak balita dirawat di Rumah Sakit Agats di Kabupaten Asmat, Papua, akibat campak dan gizi buruk. RS Agats memerlukan bantuan suplemen susu. Empat tim diterjunkan Pemkab Asmat ke lima distrik sejak Selasa untuk melakukan pengobatan dan pendataan.
AGATS, KOMPAS Sebanyak 14 anak balita dirawat di Rumah Sakit Agats di Kabupaten Asmat, Papua. Mereka terkena penyakit campak dan gizi buruk yang merebak di daerah itu. Sejumlah anak juga mengalami komplikasi dengan penyakit lain.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Steven Langi, saat dihubungi, Kamis (11/1), mengatakan, sebagian dari anak balita dirawat sejak Senin lalu. ”Tiga anak dari Distrik Pulau Tiga tiba pagi tadi,” ujarnya.
Steven mengatakan, selain campak dan gizi buruk, ada pula anak balita yang menderita penyakit lain, seperti tuberkulosis dan malaria. Dari 14 anak, tinggal 11 yang masih perlu perawatan intensif. Tiga anak lainnya kondisinya membaik.
”Menurut rencana, tiga anak yang kondisinya mulai membaik bisa menjalani rawat jalan. Tim medis akan terus memantau kondisi mereka,” kata Steven.
Data le
ngkap tentang jumlah anak yang terkena campak dan gizi buruk di Asmat akan dilaporkan ke Kementerian Kesehatan, Sabtu besok, termasuk data korban meninggal.
Empat tim yang sejak Selasa diterjunkan Pemkab Asmat untuk menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di lima distrik di kabupaten itu masih berada di lapangan. Selain melakukan pengobatan dan membawa bantuan makanan, tim juga mengumpulkan data. ”Menurut rencana, tim akan kembali ke Agats pada Sabtu,” kata Steven.
Kelima distrik yang mengalami KLB campak dan gizi buruk adalah Swator, Fayit, Pulau Tiga, Jetsy, dan Siret. Temuan tim Keuskupan Agats saat kegiatan pelayanan ibadah Natal pada 23-25 Desember lalu di Kampung As dan Kampung Atat, Distrik Pulau Tiga, 13 anak balita tewas sepanjang Desember 2017, diduga akibat kondisi itu.
Dokter RS Agats, Carol Jaqueline, mengatakan, pasien yang terkena campak dan gizi buruk mengalami demam dan diare. ”Pada 7 Januari, satu anak balita dibawa ke RS Agats dalam kondisi meninggal. Kemungkinan anak ini terlambat mendapat penanganan karena hanya dirawat di rumah,” katanya.
Bantuan susu
Direktur RS Agats Richard Mirino mengatakan, pihaknya sangat membutuhkan bantuan makanan tambahan khusus untuk mengatasi gizi buruk anak-anak Asmat. Bantuan itu meliputi susu skim yang banyak mengandung protein, berbagai mineral, vitamin B12, dan minyak sayur.
”Suplemen ini akan mempercepat proses pemulihan anak-anak yang mengalami gizi buruk. Mudah-mudahan ada pihak di luar Asmat yang memberikan bantuan,” kata Richard.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giay menyatakan, timnya akan mendampingi Kemenkes untuk memberi imunisasi dan makanan tambahan bagi anak balita di Asmat.
Ia mengakui, sistem pelaporan untuk penanganan kasus penyakit yang terjadi secara massal di tengah masyarakat belum berjalan secara optimal di Papua.
Aloysius mengatakan, pihaknya memiliki aplikasi berupa situs bernama Komda, singkatan dari Komunikasi Data. Namun, penerapan aplikasi kerap terkendala karena tak semua daerah memiliki akses ke jaringan internet. (FLO)