logo Kompas.id
NusantaraTrauma Anak Pengungsi Belum...
Iklan

Trauma Anak Pengungsi Belum Tertangani

Oleh
· 3 menit baca

KARANGASEM, KOMPAS — Sejumlah anak pengungsi di luar zona bahaya radius 6 kilometer masih trauma melihat Gunung Agung, Bali, yang tiap saat masih mengembuskan asap putih. Beberapa kali erupsi bahkan membubungkan kolom abu vulkanik disusul hujan abu tipis. Contohnya, Kamis (11/1), setinggi 2.500 meter. Situasi itu menjadi kendala pengungsi yang sudah boleh pulang untuk mengajak anak kembali ke sekolah asal. Beberapa orangtua memilih bertahan di pos pengungsian sambil memulihkan trauma anak. Belum ada upaya pemerintah untuk menangani trauma pada anak-anak.Wayan Putra, pengungsi asal Duda Utara (9 km dari kawah), merayu anaknya agar mau pulang selama hampir sepekan. "Anak saya kelas III SD. Ia trauma melihat gunung meletus yang terlihat dekat dari sekolahnya. Ia juga trauma bangun malam untuk mengungsi karena ada hujan abu lebat," katanya di Karangasem, Jumat kemarin. Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Duda Utara Wayan Suda dan Komisioner Komisi Penyelenggaraan Perlindungan Anak Daerah Bali Ni Luh Gede Yastini berharap pemerintah setempat memberikan pengertian dan edukasi kepada anak-anak sekolah mengenai bencana. Hal ini mengurangi trauma pada anak. "Mereka kembali ceria karena bertemu teman-temanya. Alangkah baiknya jika ada pihak lain membantu sekolah mengurangi trauma dan memberikan edukasi soal bencana," kata Suda.Hingga Jumat malam, jumlah pengungsi tercatat 51.914 orang di 232 titik. Penghitungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pengungsi dari radius 6 kilometer ada 32.000 orang.Magma makin turunTerkait aktivitas vulkanik Gunung Agung, menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Devy Kamil Syahbana, posisi magma cair turun di kedalaman 4,5 kilometer dari puncak kawah puncak. Sebelum erupsi Kamis kemarin, magma terpantau berada di 1 kilometer. Jumlah magma terpantau berkurang dari 1 juta meter kubik menjadi sekitar 500.000 meter kubik. Devy mengatakan, jumlah magma pada September 2017 sekitar 38 juta meter kubik. Kandungan magma berkurang 20 juta meter kubik setelah ada erupsi dengan kolom setinggi 4.000 meter pada 27 November 2017, menjadi leleran lava di permukaan kawah, abu, dan lontaran pasir. Di tempat terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana optimistis pertumbuhan ekonomi Bali tetap di kisaran 6,1-6,4 persen di tahun 2018. Optimisme ini didukung banyaknya infrastruktur dalam proses pembangunan, seperti pembangunan underpass, Pelabuhan Benoa, dan tempat pembuangan akhir sampah Suwung.Meski erupsi Gunung Agung masih berlangsung, penanganannya sudah lebih baik. Pemerintah lebih siap menghadapi segala kemungkinan dan dunia internasional percaya. Karena itu, menurut Iman, pertemuan IMF-Bank Dunia pada Oktober mendatang masih tetap diagendakan di Nusa Dua, Bali. (AYS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000