TABANAN, KOMPAS — Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan, Bali, bersiap menerapkan tiket masuk obyek wisata dengan transaksi nontunai. Selain untuk mendukung gerakan nontunai, penerapan ini mempermudah pengawasan alur pendapatan serta memperbaiki akurasi pencatatan data kunjungan.
Pengadaan transaksi tiket masuk nontunai itu disiapkan bersama oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dan Dinas Pariwisata Tabanan. Kedua institusi menargetkan pemberlakuan tiket wisata nontunai itu bisa terealisasi tahun ini di Tabanan meski diakui baru beberapa obyek wisata yang siap menjalankannya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan Made Yasa menegaskan komitmen lembaganya terkait dengan penerapan transaksi nontunai itu. ”Pihak Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali serta salah satu bank tengah menjajaki adanya kerja sama mewujudkan transaksi nontunai ini. Targetnya, beberapa obyek wisata tahun ini segera merealisasikannya. Tentunya belum di semua obyek wisata Tabanan,” kata Yasa, di Tabanan, Minggu (14/1).
Ia menambahkan, sistem transaksi ini mempermudah akses wisatawan. Salah satunya bisa mempersingkat waktu kunjungan turis karena bisa berwisata tanpa mengantre di loket tiket. Faktor lain yang juga penting adalah pengawasan terhadap pungutan liar, mempermudah penghitungan jumlah pendapatan, serta lebih cepat terekamnya pengunjung.
Obyek wisata yang disiapkan di Tabanan adalah Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot dan DTW Ulun Danu, Danau Batur. Rata-rata kedatangan di Tanah Lot per hari mencapai 9.000 orang dengan harga tiket dewasa Rp 20.000 per orang.
Menurut Yasa, petugas loket dengan demikian tak perlu lagi susah-susah menyiapkan uang kembalian. ”Hanya saja, sekarang tengah dihitung anggaran pengadaan alat tiket nontunai tersebut. Harapannya, pihak kabupaten mendapatkan tawaran kerja sama dari salah satu bank untuk pengadaan alat itu dan dapat menjadi percontohan sistemnya, khususnya untuk di Bali,” katanya.
Penerapan tiket masuk obyek wisata ini belum pernah diterapkan di Bali maupun Indonesia. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Kirana mengatakan, pihaknya tengah menjajaki kerja sama penerapan transaksi nontunai di obyek wisata. Tabanan menjadi pilihan pertama, saat ini, kata Iman, karena kabupaten ini termasuk paling siap. Juga cepat merespons rencana penerapan itu.
Iman menjelaskan, realisasi penerapan di Tabanan diharapkan bisa menjadi percontohan daerah lain, bukan hanya Bali, melainkan juga Indonesia. Tentu saja, lanjutnya, loket tiket konvensional tetap ada meski loket transaksi nontunai sudah diterapkan.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Yuniarta Putra mengapresiasi terobosan Bank Indonesia dengan Kabupaten Tabanan itu. Ia setuju jika tiket masuk obyek wisata diadakan dengan nontunai, mendampingi tiket pembayaran konvensional. Hal ini dinilai bisa memengaruhi kepercayaan wisatawan mengenai kepastian tiket serta pemanfaatan teknologi. Wisatawan dapat memesan secara daring (online) jika hal ini mampu diterapkan.
Obyek wisata yang dikenal wisatawan mancanegara maupun domestik di antaranya Tanah Lot, Pura Ulun Danu, Pura Taman Ayun (Tabanan), Bedugul (Bangli), Uluwatu (Badung), dan Sanur (Denpasar). Badan Pusat Statistik Bali mencatat kunjungan wisatawan asing ke Bali periode Januari-November 2017 sebanyak 5.349.493 orang melalui Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. (AYS)