CIREBON, KOMPAS — Harga bawang merah di tingkat petani di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terus anjlok dalam empat bulan terakhir. Bahkan, komoditas ini menyentuh harga terendah, yakni Rp 5.000 per kilogram.
Di sentra bawang merah Cirebon seperti Pabedilan dan Ciledug, petani mulai memanen dan menjemur bawang. Selasa (16/1) siang, sejumlah truk hilir mudik mengangkut komoditas tersebut. Namun, masa panen membuat harga bawang merah basah kian anjlok hingga Rp 5.000 per kilogram.
”Bawang merah kering, harganya Rp 6.000 per kilogram. Ini yang terendah dalam dua tahun terakhir. Biasanya, harga paling rendah Rp 10.000 per kilogram,” ujar Rastam (45), petani bawang merah di Desa Bojongnegara, Ciledug.
Akhir Desember lalu, harga bawang merah basah masih Rp 8.000 per kilogram. Bahkan, anjloknya harga bahan pangan itu telah terjadi sejak Oktober 2017.
Saat itu, harga bawang juga sempat menyentuh titik terendah, Rp 6.000 per kg. Harga itu masih jauh dari acuan pemerintah. Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27 Tahun 2017, harga bawang merah basah dipatok Rp 15.000 per kg. Adapun titik impas bawang merah ialah Rp 12.000 per kg.
Rastam mengatakan, modalnya Rp 50 juta untuk mengolah lahan setengah hektar tidak kembali. Ia bahkan merugi. ”Saya dapat 4 ton bawang merah. Setengah untuk bayar utang obat, lainnya disimpan sebagai bibit. Kalau beli bibit, mahal, sih,” ujarnya.
Menurut dia, banyak petani yang terpaksa tidak lagi menanam bawang karena tak punya modal. Di wilayah Gebang dan Pangenan yang juga wilayah tanaman bawang, misalnya, lahan dialihkan untuk tanaman jagung.
Padahal, sebelumnya, Perum Bulog Subdivisi Regional Cirebon menyatakan kesiapannya menyerap hasil panen bawang merah jika harganya jatuh saat panen Januari ini (Kompas, 13/10/2017). Hal itu diungkapkan setelah petani bawang Cirebon berunjuk rasa di kantor Bupati Cirebon, Oktober lalu.
Kepala Perum Bulog Subdivre Cirebon Dedi Aprilyadi mengatakan, pada prinsipnya, pihaknya siap menyerap bawang petani yang harganya anjlok. ”Namun, penyerapan harus menunggu tugas dari pusat,” ujar Dedi.
Menurut dia, tugas utama Bulog ialah menyerap komoditas padi dan beras. Namun, sebagai BUMN, Bulog memiliki fungsi menstabilkan harga, termasuk untuk bawang merah. Selain itu, Bulog juga memiliki sarana gudang pendingin (cold storage) untuk menyimpan bawang yang tidak tahan lama.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo, saat ditemui di Cirebon, Selasa, mengatakan, pihaknya tengah membangun gudang pendingin di Brebes, Jateng. Gudang tersebut bakal digunakan sebagai tempat penyimpanan komoditas yang tidak tahan lama, seperti bawang merah.
”Tahun ini ditargetkan beroperasi dengan kapasitas hingga 20.000 ton,” ujarnya.