SURABAYA, KOMPAS — Harga bawang merah murah berkisar Rp 5.000-Rp 6.000 per kilogram di tingkat petani menjadi salah satu alasan petani menunda penjualan. Petani memilih menyimpan hasil panen sejak Agustus 2017, karena harga terus merosot. Pemerintah hingga kini juga belum membuat kebijakan untuk menyelamatkan petani dari kerugian besar.
Dengan harga bawang merah seperti sekarang ini kata Ketua Asosiasi Bawang Merah Jawa Timur Akad yang dihubungi dari Surabaya, Senin (15/1), seharusnya pemerintah dalam hal ini Bulog sudah melakukan penyerapan. ”Bulog harus segera membeli bawang merah petani agar kerugian bisa ditekan, karena ada petani sudah menahan hasil panen sejak 6 bulan lalu,” ujarnya.
Di Jatim menurut Akad, sekitar 8.000 ton bawang merah ditahan petani. ”Petani sengaja menyimpan bawang merah di gudang meski tidak memadai, menunggu harga naik. Padahal, realitasnya sudah 6 bulan harga semakin murah dan kualitas bawang turun,” kata Akad.
Sebulan terakhir, harga bawang merah di bawah harga pokok produksi (HPP) yang ditetapkan pemerintah Rp 10.800 per kg. Padahal, agar petani bisa menikmati margin idealnya harga berkisar Rp 12.000-Rp 13.000 per kg. Sebab, biaya produksi bawang merah mulai pembelian bibit hingga panen setelah berumur 90 hari sekitar Rp 10.000-Rp 11.000 per kg.
Penurunan harga ini dampak dari waktu panen bersamaan di daerah sentra di Jawa Tengah dan Jatim. Akibatnya stok berlimpah, tetapi permintaan dari pasar tidak mengalami lonjakan. ”Dengan kondisi seperti ini harga bawang merah murah dan stok berlimpah, pemerintah jangan membuka impor. Cara lain menyelamatkan petani adalah Bulog segera turun tangan membeli bawang petani,” katanya.
Semakin merosotnya harga bawang juga dikeluhkan oleh petani di Nganjuk. Saat ini, kata Saiful (46), petani setempat, hampir semua daerah di Jateng dan Jatim sedang panen sehingga harga semula Rp 10.000 per kg kini maksimal Rp 6.000 per kg. Tawaran dari pengepul di bawah HPP ditolak petani dan memilih menahan hasil panen musim ini sambil menunggu harga membaik. Petani yang umumnya tak memiliki sarana penyimpanan memasukkan bawang merah ke dalam karung goni, atau menumpuk di satu tempat lalu ditutup terpal plastik.
Dia juga meminta Bulog segera menyerap bawang petani, seperti diterapkan pada 2017. Selain itu, pemerintah perlu membangun gudang penyimpanan bawang merah di daerah sentra, seperti di Brebes dan Nganjuk. Gudang itu penting untuk membantu petani menyimpan bawang. (ETA)