PADANG, KOMPAS — Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sumatera Barat meningkat tiga tahun terakhir. Kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga mendominasi.
Direktur Woman’s Crisis Center Nurani Perempuan Sumatera Barat, lembaga yang mengadvokasi dan mendampingi perempuan dan anak korban kekerasan, Yefri Heriani di Padang, Senin (15/1), mengatakan, pada 2015, kekerasan terhadap perempuan dan anak ada 85 kasus. Pada 2016, jumlahnya 109 kasus, dan pada 2017 mencapai 132.
Pada 2015, kekerasan seksual (KS) mencapai 42 kasus, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 35. Pada 2016, terdapat 54 KS dan 43 KDRT. Pada 2017, ada 71 KS dan 48 KDRT.
Nurani Perempuan juga menangani laporan terkait kekerasan lain, seperti perdagangan manusia, kekerasan dalam pacaran, nonkekerasan berbasis gender, dan pernikahan anak.
”Tahun 2017, hampir 75 persen laporan kasus terjadi di Padang. Mungkin ini tidak terlepas dari kantor kami berada di Padang. Kasus seperti ini seperti fenomena gunung es. Banyak yang belum terungkap,” kata Yefri.
Yefri berpendapat, kebijakan untuk perlindungan korban sangat mendesak. Nurani Perempuan kini menunggu pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual yang masuk Program Legislasi Nasional 2018.
Dikembalikan ke keluarga
Dari Bandung dilaporkan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengatakan, tiga korban kasus eksploitasi anak dalam pembuatan video asusila anak di Kota Bandung akan dikembalikan ke keluarganya seusai menjalani program pemulihan dari trauma.
”Diharapkan mereka bisa melanjutkan sekolah. Jika orangtua mereka berhadapan dengan hukum akan diupayakan mereka diasuh keluarga dekatnya. Jika tidak memungkinkan, barulah negara mengambil alih dengan menempatkan ke rumah perlindungan atau panti asuhan,” kata Yohana seusai bertemu Kepala Polda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto di Bandung, Senin.
Polisi mengungkap kasus itu, Kamis lalu. Video asusila anak menjadi viral. Di antara tersangka ada ibu kandung korban yang mendorong anak terlibat dalam video. (ZAK/SEM)