SURABAYA, KOMPAS — Bupati Pasuruan, Jawa Timur, Irsyad Yusuf yakin mampu mengalahkan kotak kosong dalam pemilihan gubernur Pasuruan 2018. Irsyad merupakan calon tunggal dari 18 pilkada yang dilaksanakan secara serentak di Jatim tahun ini.
Dalam kontestasi, Irsyad, yang adalah adik dari Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, berpasangan dengan KH A Mujib Imron, pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum.
Irsyad-Mujib atau Adjib diusung oleh semua partai di DPRD Kabupaten Pasuruan dengan keterwakilan 50 kursi, yakni PKB (12), PDI-P (7), Gerindra (7), Nasdem (6), Demokrat (6), Golkar (5), PKS (3), PPP (3), dan Hanura (1).
Kondisi itu sempat memunculkan pertanyaan bahwa Irsyad ”membeli” rekomendasi seluruh partai di parlemen ”Bumi Suruh”, julukan Kabupaten Pasuruan yang menetapkan hari jadi berdasarkan pada Prasasti Cungrang/Sukci bertarikh 18 September 929 itu.
”Sebagai bupati, saya bertahun-tahun menjalin komunikasi dengan parlemen. Saya tidak mengeluarkan dana untuk membeli rekomendasi. Tidak ada itu,” katanya, Rabu (17/1), seusai rapat koordinasi kesehatan di Surabaya.
Kontestasi dengan calon tunggal tidak terhindari setelah Wabup Pasuruan Riang Kulup Prayudha gagal mendapat dukungan koalisi partai.
Dalam masa pendaftaran, 8-10 Januari lalu, Demokrat dan PDI-P diyakini akan mengusung Riang dengan Ketua PDI-P Kabupaten Pasuruan Andri.
Wahyudi malah memutuskan merapat ke Irsyad-Mujib. Padahal, Riang yang akrab disapa Mas Gaga itu setahun terakhir bergerilya mencari dukungan.
Meski akan melawan kotak kosong, Irsyad tak ingin gegabah. Apalagi posisi sebagai petahana membuat dirinya punya berbagai keunggulan dibandingkan dengan kotak kosong. Jika kalah, Irsyad mungkin harus menanggung malu yang berat.
Ditanya soal dukungan terhadap Saifullah, sang kakak yang maju dalam Pilgub Jatim, Irsyad, mengakuinya.
Sebagai adik, tentu mendukung Saifullah yang berpasangan dengan anggota DPR Puti Guntur Soekarno untuk memenangi kontestasi menghadapi pasangan mantan Mensos Khofifah Indar Parawansa-Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak.
Apakah jika Irsyad dan Saifullah menang merupakan upaya membentuk dinasti politik? Irsyad menampik pertanyaan itu.
Menurut Irsyad, tidak ada desain dari Saifullah dan keluarga untuk membangun dinasti politik di Jatim meski merupakan keturunan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia.
Saifullah dan Irsyad sejak remaja memang melibatkan diri dalam organisasi politik yang selanjutnya mengantar mereka masuk dalam birokrasi dengan memenangi pilkada.
Saifullah yang mantan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu menjadi Wagub Jatim 2008-2018 dan mencoba memperpanjang karier politik sebagai gubernur. Irsyad menjadi Bupati Pasuruan dan mencoba melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua.