KUPANG, KOMPAS — Sekitar 45 warga pada empat kecamatan di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang terisolasi akibat kerusakan berat jalan sebulan terakhir ini hanya mengandalkan pangan lokal untuk hidup. Namun, stok pangan itu mulai menipis. Sebagian warga kehabisan biaya akibat tak bisa menjual barang-barang yang diproduksi.
Ketua Yayasan Tukelaka Kabupaten Kupang Vinsen Simau di Kupang, Kamis (18/1), mengatakan, dirinya bersama tiga pegawainya melakukan pendampingan di Kecamatan Amfoang Tengah, Amfoang Barat Laut, Amfoang Barat Daya, dan Amfoang Timur. Pangan lokal yang diandalkan, antara lain, ubi, jagung, pisang, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran. Saat ini warga mulai panen jagung muda. Untuk gula pasir, warga mengganti dengan madu. Wilayah Anfoang termasuk sentra madu di Pulau Timor.
Untuk minyak goreng, warga mengandalkan minyak kelapa yang diolah sendiri. Hal yang sama juga untuk garam yang langsung diolah warga dari air laut. ”Untuk pangan, sejauh ini masih aman. Apalagi, kerusakan jalan seperti ini dialami setiap tahun selama puluhan tahun sehingga warga umumnya sudah mengantisipasi dengan stok barang kebutuhan, termasuk sabun dan minyak tanah,” kata Simau.
Selain itu, di sana berdiri sejumlah kios besar milik pengusaha setempat. Tiap kecamatan memiliki 3-5 kios besar. Kios-kios itu sejak akhir tahun lalu sudah stok berbagai barang kebutuhan hidup.
Namun, hal serius yang dihadapi adalah harga barang kebutuhan yang kian mahal. Gula pasir, semula Rp 15.000 menjadi Rp 18.000 per kg. Minyak tanah naik dari Rp 4.000 jadi Rp 5.500 per liter. Kenaikan harga ini menjadi beban warga setempat, sebab selama sebulan terakhir tidak bisa memasarkan hasil pangan dan barang-barang lainnya.
”Bagi warga yang tidak memiliki uang, mereka terpaksa menukar barang kebutuhan pokok, seperti sabun, beras, dan gula pasir dengan jagung dan lainnya. Bahkan, sebagian lagi terpaksa berutang kepada pemilik kios,” ujarnya.
Terkait kerusakan jalan sepanjang 193 kilometer itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kupang Joni Nomseo mengatakan, status Jalan Oelamasi-Oepoli itu telah ditetapkan dengan peraturan presiden sebagai jalan strategis nasional tahun 2013. Sejak 2015, pemerintah pusat melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional Kupang membangun jalan poros tengah. Kini, sepanjang 35 kilometer telah diaspal, sisa 158 kilometer berupa jalan tanah.(KOR)