SEMARANG, KOMPAS – Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, Senin (22/1), resmi meluncurkan Koridor Ekonomi untuk Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi atau Keris Jawa Tengah. Peluncuran Keris ini melengkapi portal web terintegrasi yang sudah beredar akhir November 2017.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo mengemukakan, dengan pemantapan koridor ekonomi ini, investasi yang masuk diharapkan membawa nilai tambah. Koridor ekonomi juga bertujuan mengintegrasikan sumber daya dan sumber potensi Jateng.
Tujuan Keris adalah mendorong usaha mikro, kecil dan menengah di Jawa Tengah memiliki daya saing yang kuat. Ini juga merupakan salah satu usaha untuk mengantisipasi terjadinya pergeseran pola konsumsi di masyarakat ketika belanja aplikasi daring semakin berkembang dan diminati masyarakat.
Oleh karena itu, usaha di Jawa Tengah membutuhkan penyatuan kapasitas dan penggabungan produksi sehingga skala ekonomi dapat direalisasikan. Melalui Keris, BI makin ketat dalam melakukan pembinaan kluster UMKM dengan membentuk kelompok-kelompok usaha yang produknya berkualitas dan siap dipasarkan di tingkat nasional ataupun internasional.
Menurut Hamid Ponco Wibowo, Keris Jateng memiliki beberapa keunggulan, seperti pada bidang perdagangan situs web Keris Jateng, UMKM dapat mendaftarkan profil usahanya sehingga situs web ini juga berfungsi sebagai ruang promosi usaha UMKM. Keris Jateng akan memfasilitasi pameran UMKM, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Kepala Group Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra menjelaskan, terdapat lima tujuan penyediaan Keris Jateng. Tujuan itu meliputi rekomendasi untuk pengembangan investasi kepada pemerintah daerah sebagai pusat informasi dan promosi yang terintegrasi.
”Juga membuka akses pasar bagi produk ekspor dari usaha mikro, kecil, dan menengah dari Jawa Tengah serta membangun persepsi yang kuat tentang Jawa Tengah yang layak investasi,” ujar Rahmat Dwi Saputra.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap Keris direspons baik oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah kota yang memiliki produk berkualitas dan layak dipasarkan di pasar internasional. Dengan demikian, produk UMKM akan memperoleh nilai tambah sehingga bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Jateng.
Pada triwulan III-2017, perekonomian Jateng mengalami pertumbuhan sebesar 5,13 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Jateng itu didorong oleh percepatan pertumbuhan ekspor, masuknya investasi, dan konsumsi pemerintah. Kinerja perbankan juga membaik. Pada November 2017, total kredit yang disalurkan perbankan di Jateng mencapai Rp 254,01 triliun.