OELAMASI, KOMPAS — Elkana Bangkole (55) dan istrinya, Nonci Bangkole Olla (45), warga Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, ditemukan tewas di tempat berbeda setelah sehari hilang akibat terseret arus Sungai Tuahanat di wilayah itu. Arus air datang mendadak saat kedua korban tengah mencuci kaki dan tangan di sungai itu seusai membersihkan ladang jagung.
Kepala Badan Search And Rescue (SAR) Kupang Abraham Benyamin Kolimon, Sabtu (20/1), di Kupang, mengatakan, Kamis pukul 08.00 Wita, pasangan suami- istri ini berangkat ke ladang jagung, sekitar 1 kilometer dari kediaman mereka dengan berjalan kaki. Adapun anak bungsu mereka, Alek Bangkole (10), pergi ke sekolah di desa itu.
Sekitar pukul 15.00 Wita, saat hendak pulang ke rumah, keduanya mencuci kaki dan tangan di Sungai Tuahalat, sekitar 50 meter dari ladang jagung, setelah menyeberangkan barang-barang bawaan. Saat itu, cuaca sekitar sedang berkabut disertai gerimis. Kemungkinan sudah terjadi hujan lebat di wilayah perbukitan.
John Takap (23) sempat melihat kedua korban di sungai itu dari jarak sekitar 100 meter. Saat itu dia sedang memotong bambu. Namun, dia tak sempat menyaksikan keduanya hanyut karena dia pun bergegas pulang ke rumah karena mulai gelap.
Diduga, saat keduanya sedang mencuci kaki dan tangan, tiba-tiba datang air dari arah perbukitan dengan ketinggian sekitar 1 meter, lalu menerjang mereka. Keduanya pun hanyut terseret arus sungai.
Sampai pukul 18.00 Wita, keduanya belum juga pulang. Anak mereka, Alek Bangkole, gelisah. Ia menyusuri jalan setapak menuju ladang jagung. Ditemukan parang, tofa, jagung muda di dalam ember, dan handuk milik ayahnya di tepi sungai. Di sekitarnya tergeletak pula kayu bakar dan daun singkong. Barang-barang itu diletakkan di seberang sungai, setelah mereka menyeberang.
Alek memanggil dan mencari kedua orangtuanya, tapi tidak ada yang menjawab. Sementara arus sungai kecil itu sangat deras. Pada musim kemarau, sungai ini kering, tidak menyimpan air sama sekali, kecuali batu dan pasir.
Ia pun pulang ke rumah, kemudian melapor ke tetangga. Alek bersama tetangga melaporkan kejadian itu kepada kepala desa setempat, kemudian dilanjutkan ke Polsek Kupang Tengah di Tarus. Pencarian dilakukan aparat keamanan bersama tim SAR sore itu sampai pukul 19.00 Wita, tetapi tidak menemukan kedua korban. Pencarian dilanjutkan keesokan hari.
”Tim SAR dan aparat keamanan menemukan Elkana di Bendungan Tarus. Korban tersangkut di pintu air bendungan dalam kondisi tak bernyawa, sekitar 1 km dari lokasi kejadian. Sementara istri korban, Nonci Bangkole Olla, ditemukan di muara pantai Manikin, sekitar 2 km dari tempat kejadian,” kata Kolimon.
Kedua korban meninggalkan lima anak, tiga di antaranya sudah menikah, satu masih SMA, dan satu lagi masih SD.
Kepala Desa Oelnasi Yusak Leitnati mengaku telah mengingatkan warga desa agar selalu hati-hati saat beraktivitas di dalam kali. Minggu (14/1), Yunus Nubatonis, warga desa Mata Air, Kupang Tengah, juga tewas terseret arus sungai yang sama. Korban ditemukan tersangkut di Bendungan Tarus. (KOR)