Bertempat di Kantor Gubernur DIY, Senin (22/1), jajaran Pemda DIY beserta Wali Kota Yogyakarta melakukan pertemuan terkait hal tersebut. Menurut rencana, tempat bagi PKL akan berupa gedung tiga lantai yang dibangun di lahan bekas Bioskop Indra. Lokasi ini berada di sisi barat bagian selatan Malioboro, di depan Pasar Beringharjo.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY Muhammad Mansur mengatakan, gedung PKL akan mulai dibangun Maret 2018. Gedung ini sanggup menampung sedikitnya 400 PKL.
”Dalam penataan, keberadaan PKL di kawasan Malioboro tentu tetap harus dipertahankan sebagai daya tarik kawasan itu sendiri. Hal terpenting, PKL bisa tetap berjualan, tetapi jalur pejalan kaki bisa berfungsi sebagaimana seharusnya,” ujar Mansur.
Bioskop Indra di masa kolonial Belanda berada di bawah kepemilikan perusahaan perfilman bernama Nederlands Indische Bioscoop Exploitatie Maatschappij. Seusai kemerdekaan, fungsi bioskop tetap dipertahankan. Namun, pada 2010, Bioskop Indra terpaksa tutup akibat kalah bersaing dengan bioskop-bioskop yang lebih modern.
Mansur mengatakan, dari seluruh lahan kompleks Bioskop Indra seluas 7.003 meter persegi, Pemda DIY sudah mengantongi kepemilikan lahan seluas 5.170 meter persegi. Nantinya, selain gedung tiga lantai, di lahan milik pemda juga akan berdiri bangunan dua lantai yang diperuntukan sebagai taman kuliner. ”Secara total, bangunan baru nanti sanggup menampung hingga 475 PKL. Di setiap lantainya akan dibuat zonasi untuk produk pakaian, oleh-oleh, dan kuliner,” tutur Mansur.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Budi Wibowo mengatakan, pemda sudah menganggarkan Rp 44 miliar untuk pembangunan gedung. Dana dari anggaran Dana Keistimewaan DIY tahun 2018.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyatakan segera melakukan sosialisasi kepada paguyuban PKL Malioboro. Dalam penataan jalur pedestrian Malioboro, pihaknya akan mengedepankan upaya dialog. (DIM)