Panen raya perdana dilakukan di Gajah, Demak. Disusul di Desa Berugenjang, Kabupaten Kudus, serta Brati, Kabupaten Grobogan. ”Saya terjun langsung ikut panen padi bersama petani. Ini bukti bahwa saya cinta petani. Isi hati nurani saya sangat mencintai petani,” ujar Amran, Selasa (23/1), saat bersama Bupati Demak M Natsir melakukan panen perdana di Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Jateng.
Selama penanaman hingga panen, petani banyak memperoleh bantuan berupa subsidi pupuk, benih, dan alat pertanian dari Kementerian Pertanian. Dengan hasil panen paling rendah 6,5 ton per hektar, petani berharap panen kali ini memberi keuntungan sekiranya harga gabah kering panen masih di atas Rp 5.200 per kilogram (kg).
Petani juga senang karena sebagian lahan padi memperoleh jaminan asuransi dari Jasindo. ”Dengan asuransi usaha tani itu, petani tidak khawatir apabila lahan terkena hama parah atau dilanda banjir,” ujar Gufron (49), petani Demak.
Menurut Arman, saat ini stok beras di Perum Bulog 900.000 ton. Jika ditambah 100.000 ton dari panen raya kali ini, stok pangan mencapai 1 juta ton. Kekurangan 100.000 ton dapat segera tercukupi dalam waktu sebulan dengan serentaknya panen padi di sejumlah sentra padi di Jawa dan Sulawesi. Di Jateng, awal musim panen raya bahkan menghasilkan 300.000 ton.
M Natsir mengatakan, sebagai sentra padi yang biasa memasok beras ke Jakarta, Demak memiliki lahan seluas 85.700 ha. ”Dalam setahun, petani sebenarnya ingin tiga kali tanam padi terus-menerus. Namun, kami anjurkan penggiliran tanam. Tanam padi hanya dibatasi dua musim, lalu jelang kemarau tanam palawija. Hasilnya bisa untuk tabungan atau keperluan lain,” ujarnya.
Di Solo, harga gabah dan beras mulai menurun. Penurunan harga diperkirakan berlanjut. Panen padi juga mulai berlangsung, antara lain, di Kabupaten Boyolali dan Sragen. Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang semula Rp 5.500 per kg, kini Rp 5.300 per kg.
Sekretaris Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Boyolali Ahmad Samidi di Boyolali, kemarin, mengatakan, seiring penurunan harga gabah, harga beras juga mulai merosot. Harga beras kualitas terendah turun dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp 7.750 per kg di penggilingan. Harga gabah dan beras diperkirakan terus turun hingga panen raya.
Di Surabaya, puluhan warga Jawa Timur menggelar aksi penolakan impor beras oleh pemerintah. Kebijakan itu dinilai merugikan petani karena sudah masuk masa panen.
Aksi diikuti sekitar 50 warga di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Mereka membawa spanduk sambil berorasi yang menyatakan sikapnya menolak kebijakan impor beras 500.000 ton pada akhir Februari mendatang. ”Jika beras impor masuk di akhir Februari, berarti kedatangannya bersamaan dengan musim panen petani. Hal ini bakal berpotensi membuat gabah petani akan dihargai lebih rendah dari biasanya,” kata koordinator aksi, Moch Ramadhan. Penolakan juga disuarakan di Madiun dan Bojonegoro.
Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo mengatakan, panen pada Januari diperkirakan mencapai 285.000 ton dan meningkat pada Februari sebanyak 960.000 ton. Panen makin banyak pada Maret yang mencapai 2,7 juta ton. ”Beras untuk di Jatim tidak akan defisit karena kebutuhan konsumsi 297.000 ton per bulan. Pada bulan Januari, stok beras di Perum Bulog Divre Jatim juga masih 163.000 ton,” kata Hadi. (SYA/ACI/NIK/VIO/RWN/WHO)