Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di sela-sela dialog singkat dengan rombongan para duta besar negara-negara dari Uni Eropa di Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Rabu (24/1), mengatakan, pihaknya mendorong pengemasan produk lokal dan tradisional ke arah digital. Sentuhan digital menjadikan sebuah produk menjadi lebih menarik dan diakses banyak lapisan warga.
”Perdagangan masuk ke online (daring). Desain-desain produk menggunakan peralatan lebih canggih. Anak muda pun mulai memindahkan kesenian tradisional ke digital, seperti wayang. Ini peradaban yang tak bisa ditinggalkan karena orang berlomba-lomba memperbarui,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, hubungan antara seni tradisional dan industri kreatif menarik dan berpeluang dikembangkan di Jateng. Namun, pihak-pihak yang mau menjembatani hal itu belum banyak. Dalam sejumlah kesempatan, Ganjar mengaku selalu mendorong hal tersebut. Salah satu yang berhasil terwujud adalah elektronik gamelan (e-Gamelanku) hasil pengembangan Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.
Duta Besar Belgia untuk Indonesia Patrick Herman mengemukakan, di samping kerja sama maritim, pihaknya juga memiliki sekitar 5 perusahaan furnitur yang beroperasi di Indonesia. ”Furnitur membawa kami pada kesenian dan kreativitas. Ada hubungan antara seni tradisional dan industri kreatif,” kata Herman, yang juga menanyakan peluang sektor tersebut di Jateng.
Sementara itu, Duta Besar Kroasia Drazen Margeta mengatakan, digitalisasi atau perkembangan dunia digital juga menghadirkan ancaman-ancaman baru bagi keamanan siber. Dia berharap, ke depan akan ada kerja sama antara Kroasia dan Pemprov Jateng terkait keamanan siber dan isu-isu forensik digital.
Menanggapi hal itu, Ganjar mengatakan, teknologi yang semakin canggih dan berkembang memang perlu disertai kepedulian bersama. ”Kini, Indonesia sudah memiliki Badan Siber dan Sandi Negara. Kami di Jateng pun sangat aktif menggunakan teknologi informasi. Kami harap kerja sama bisa diwujudkan,” ujarnya.
Adapun Duta Besar Italia Vittorio Sandalli menawarkan kerja sama terkait infrastruktur lantaran sudah memiliki banyak pengalaman di bidang itu. Pihaknya pun mengaku memiliki pengalaman yang dapat dibagi terkait dengan energi terbarukan serta ekonomi hijau (green economy).
Terkait sektor energi, sebelumnya, Pemprov Jateng juga telah bekerja sama dengan Denmark, yang diwadahi dalam Environmental Support Programme Phase 3 (ESP3). Tercatat ada empat proyek kerja sama senilai Rp 185 miliar. (DIT)