Ekowisata Kebun Kopi Amadanom memiliki luas 2.500 meter persegi (atas) dan 10 hektar (bawah). Bagian atas lebih bernuansa edukasi, ada pohon-pohon kopi, bibit, alat pascapanen, tempat ngobrol, dan gerai penjualan produk. Pada bagian bawah terdiri atas kebun kopi dan kandang ternak. Lahan yang dipakai merupakan milik Kelompok Tani Harapan, Desa Amadanom, yang sekaligus menjadi pengelola ekowisata.
Selama ini, Amadanom menjadi salah satu desa penghasil kopi di Dampit. Selain Dampit, ada beberapa kecamatan di selatan lereng Gunung Semeru yang menjadi penghasil kopi, yakni Ampelgading, Tirtoyudo, dan Sumbermanjing Wetan yang biasa disebut sebagai Kluster Amstirdam. Wilayah lain penghasil kopi di Malang adalah Gunung Kawi dan Arjuna.
Wakil Bupati Malang M Sanusi mengatakan, nama Dampit sudah dikenal lama dan menjadi merek tersendiri bagi dunia kopi. Bahkan produk kopi Dampit sudah diekspor ke banyak negara. Inilah yang menjadi pertimbangan ekowisata. Kebun Kopi Amadanom didirikan di tempat itu.
”Harapannya (dari wisata ini) bisa menambah pendapatan petani. Kalau ini dikelola dengan baik, ke depan petani tak hanya akan menjual biji kopi, tetapi bisa menjual dalam bentuk olahan. Meski demikian, keuntungan yang diperoleh petani bisa meningkat hingga tiga kali lipat,” ujar Sanusi.
Peresmian itu dihadiri antara lain Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur Karyadi, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang Nasri Abdul W, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang Made Arya W, dan Direktur PT Asal Jaya selaku eksportir kopi Dampit, dan anggota Kelompok Tani Harapan.
Karyadi mengatakan, pariwisata dapat menjadi media pemasaran bagi para petani kopi. Dengan berkunjung, wisatawan yang selama ini hanya mendengar informasi kopi Dampit dari media akhirnya bisa mengenal langsung di tempat berikut membeli produknya. Menurut Karyadi, kopi Dampit sudah lama dikenal, tetapi pencinta kopi terkadang masih merasa kesulitan untuk mendapatkan kopi itu. Di pasaran langka dan sulit dibedakan mana yang asli kopi asal Dampit dan mana yang bukan.
Dinas Perkebunan Jawa Timur mendorong ekowisata kopi. Kebun Kopi Amadanom merupakan ekowisata berbasis kopi di Jawa Timur yang didirikan oleh kelompok tani. Kegiatan seperti ini juga bisa dikembangkan di daerah penghasil kopi lainnya di Jawa Timur, seperti Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi, yang memiliki kopi khas.
Nasri Abdul W mengatakan, ekowisata Amadanom bisa menjadi tempat bertemunya pedagang dan petani secara langsung. Meski demikian, mata rantai penjualan kopi yang panjang bisa dipangkas. Petani pun bisa mendapatkan manfaat lebih.
”Setelah ini, kami berencana membangun pabrik pengolahan kopi yang difasilitasi pemerintah provinsi. Kalau petani menjual green bean saja, nilai tambahnya kecil. (WER/GER)