KARANGASEM, KOMPAS — Fase erupsi Gunung Agung, Bali, belum berakhir. Setelah letusan beruntun sebanyak empat kali pada Selasa (23/1) dini hari, aktivitas vulkanik gunung masih aktif dengan posisi volume magma sekitar 2,8 juta meter kubik, Kamis kemarin. Kondisi gunung pun masih labil.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, lava yang berada di kawah saat ini mengeras karena sudah dingin. Magma pun terpantau di 8 kilometer di bawah kawah, tetapi status masih Awas karena aktivitas Gunung Agung masih labil. Radius bahaya masih berada di 6 km melingkari kawah gunung. Masyarakat, ujarnya, tak perlu khawatir karena petugas PVMBG terus memantau dengan peralatan terlengkap dan canggih melalui Pos Pemantauan Gunung Agung di Rendang, Kabupaten Karangasem.
Soal penanganan bencana Gunung Agung, sebagian pejabat ternyata belum sepenuhnya memahami alur birokrasi dan kewenangan mereka. Ketidaktahuan ini membuat penyaluran anggaran dan logistik lambat. Hal itu terungkap dalam acara geladi ruang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Hotel Prime Plaza, Sanur.
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja mengatakan, geladi itu melatih para pengambil kebijakan agar siap dan cepat merespons segala kemungkinan yang terjadi jika erupsi lebih besar dari 27 November 2017 terjadi. Alasannya, lanjut Wisnu, pengalaman penanganan darurat kebencanaan masih belum terkomando dengan baik. ”Penanganan bencana erupsi Gunung Agung di Bali tidak hanya persoalan kemanusiaan terkait warga yang terdampak, tetapi meluas ke persoalan ekonomi dan sosial, terutama terkait pariwisata,” kata Wisnu.
Jika latihan itu berjalan dengan baik, maka rencana operasi dan prosedur penanganan darurat bencana erupsi Gunung Agung akan bisa selesai dengan baik. Penanganan darurat kebencanaan Gunung Agung dinilai penting karena dunia internasional saat ini sedang menyoroti Bali. Sebagai daerah wisata internasional, Bali harusnya siap menghadapi berbagai bencana. Pada Oktober mendatang, Bali akan menjadi tuan rumah Pertemuan IMF-Bank Dunia. (AYS)