SOLO, KOMPAS — Untuk mengendalikan laju inflasi, Tim Pengendali Inflasi Daerah Solo, Jawa Tengah, menggelar operasi pasar sejumlah bahan pangan. Operasi pasar ditambah sehingga tidak hanya beras, tetapi juga daging ayam dan cabai keriting.
Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo Bandoe Widiarto mengatakan, berdasarkan pantauan harian, pergerakan harga komoditas pangan tertentu masih bertahan di tingkat harga yang tinggi, antara lain beras C4 medium bertahan Rp 12.500 per kg dan daging ayam Rp 32.500 per kg.
”Sudah waktunya harga harus turun sehingga kami mengadakan operasi pasar. Operasi pasar beras dilanjutkan dan ditambah operasi pasar daging ayam dan cabai yang dilakukan dengan mekanisme subdisi,” kata Bandoe di Solo, Jumat (26/1).
Bandoe mengatakan, intervensi pasar perlu dilakukan dengan menggelar operasi pasar untuk mengendalikan laju inflasi 2018. Pemerintah dan Bank Indonesia telah menargetkan inflasi 2018 sebesar 3,5 persen. Target tersebut bisa dicapai jika kenaikan harga dapat dikendalikan.
”Inflasi Januari 2018 di Solo diharapkan lebih rendah dari inflasi Januari 2017 yang tercatat 1,16 persen,” katanya.
Asisten Pengembangan Ekonomi Setda Solo Triyana mengatakan, operasi pasar akan diadakan 29-30 Januari di tiga pasar tradisional besar di Solo, yaitu Pasar Legi, Gede, dan Nusukan. Operasi pasar cabai dan daging ayam dilakukan dengan memberikan subsidi Rp 3.000 per kg untuk cabai merah keriting dan Rp 3.000 per kg untuk daging ayam. Harga cabai merah keriting di pasar saat ini rata-rata Rp 35.000 per kg.
Artinya, jika harga daging ayam Rp 32.500 per kg, dengan adanya subsidi Rp 3.000 per kg, pedagang menjual kepada konsumen seharga Rp 29.500 per kg. Uang subsidi akan diberikan kepada pedagang, tetapi akan dinikmati oleh konsumen karena mendapat harga lebih murah dari harga umum. Setiap pasar ditunjuk dua pedagang cabai dan dua pedagang daging ayam untuk menjual barang yang disubsidi. Subsidi dibatasi sebanyak 150 kg cabai dan 150 kg daging ayam per hari di tiga pasar tersebut.
”Ini pertama kali operasi pasar dengan memberikan subsidi. Cara ini tidak merugikan pedagang dibandingkan operasi pasar yang dilakukan dengan membuka stan khusus,” katanya.
Triyana mengatakan, operasi pasar menggandeng Perum Bulog dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia. Operasi pasar beras yang telah digelar dilanjutkan, yakni beras medium Rp 9.350 per kg, sedangkan premium Rp 10.000 per kg. Bulog menyiapkan beras medium sebanyak 8 ton dan premium 12 ton yang dijual dengan sistem kerja sama dengan pedagang di pasar. Pemkot Solo dan Bulog telah menggelar operasi pasar beras sejak Desember 2017.
Triyana mengatakan, dalam operasi pasar, Perum Bulog juga akan menyiapkan gula pasir sebanyak 2 ton yang dijual seharga Rp 11.000 per kg. Minyak goreng disiapkan 1.500 liter dengan harga Rp 11.000 per liter. Sementara PT PPI menyedikan daging sapi beku 150 kg seharga Rp 85.000 per kg dan minyak goreng kemasan 1.000 liter. Pertamina menyediakan elpiji ukuran tabung 3 kg dengan harga Rp 15.500 per tabung.
”Total yang disiapkan ada 600 tabung, masing-masing pasar 100 tabung elpiji 3 kg per hari,” katanya.
Dari pantauan Kompas, harga operasi pasar minyak goreng dan gula ini lebih rendah dari harga pasar. Harga gula pasir di pasar tradisional Rp 11.500 per kg, sedangkan minyak goreng curah di pasar Rp 11.500 per liter. Sementara itu, harga daging sapi di pasar Rp 115.000 per kg.