KOLONODALE, KOMPAS — Kepolisian Resor Morowali, Sulawesi Tengah, masih menyelidiki dugaan pembunuhan Kepala Seksi Pengawasan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Morowali Utara Megawati Sabola (30). Korban ditemukan tewas di rumahnya dengan leher digorok pada Kamis (25/1) malam.
”Penyelidikan pembunuhan ini belum mengarah kepada terduga pelaku. Kami masih menghimpun barang bukti, memeriksa saksi, dan menganalisisnya,” kata Kepala Polres Morowali Ajun Komisaris Besar Edward Indharmawan di Kolonodale, Morowali Utara, saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Jumat (26/1).
Edward mengatakan Megawati ditemukan tewas di ruang tengah rumahnya di Kelurahan Bahue, Kecamatan Petasia, Morowai Utara. Korban tewas dengan leher digorok, luka di pelipis kanan, dan bagian bawah mata. Korban bersimbah darah.
Dari tempat korban tewas, polisi menemukan sebilah pisau. Namun, Edward menyatakan, tidak ada bekas darah di pisau tersebut. ”Kemungkinan bukan pisau itu yang dipakai menghabisi pelaku,” ujarnya.
Tewasnya korban diketahui pertama kali oleh ayahnya, Najamuddin (63). Saat itu, ia hendak masuk ke dalam rumah, tetapi pintu terkunci. Ia lalu masuk melewati jendela.
Megawati tinggal bersama dengan anaknya yang berumur 4 tahun. Saat kejadian, anaknya berada di rumah Najamuddin. Megawati berpisah dengan suaminya empat tahun lalu.
Edward menyatakan, keluarga tak mengizinkan kepolisian mengotopsi jenazah korban. Hal itu sedikit menyulitkan penyelidikan, terutama untuk memastikan waktu terjadinya peristiwa, bagaimana proses tewasnya korban, apakah terlebih dahulu dipukul hingga tak sadarkan diri sebelum dihabisi atau malah dibunuh saat korban masih sadar. Ini penting untuk mengonstruksi kejadian sehingga menyingkap perkara,” katanya.
Meski otopsi tak dilakukan, Edward memastikan penyelidikan tetap dilakukan maksimal dengan mendalami barang bukti yang ada dan keterangan saksi.
Terkait dugaan perampokan mengingat korban sendiri di rumah, Edward menerangkan kemungkinan tersebut kecil. Tidak ada barang berharga yang raib. Selain itu, isi rumah pun tidak berserakan atau acak-acakan sebagaimana umumnya kalau terjadi perampokan.
Korban bunuh diri pun agak kecil kemungkinannya. Tidak ada satu barang bukti pun di dekat korban yang bisa dipakai untuk menghabisi nyawanya.
Najamuddin menyatakan, keluarga menyerahkan pengusutan pembunuhan tersebut kepada kepolisian. Ia percaya polisi bisa mengungkap kejadian dan menangkap pelakunya. Selama ini korban tidak memiliki masalah dengan orang lain, termasuk di tempat kerjanya.
Terkait otopsi, Najamuddin berkeyakinan langkah itu tidak perlu dilakukan karena percaya pada kemampuan kepolisian. Dari kondisi jenazah, kejadian tersebut jelas merupakan pembunuhan.