Pemerintah Pusat Undang Daerah Jual Potensi Wisata
Oleh
Khaerul Anwar
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Sebagai tindak lanjut penetapan kalender wisata tahun 2018 yang diambil dari usulan-usulan semua provinsi di Tanah Air, pemerintah pusat mengundang daerah-daerah untuk menjual potensi wisata mereka.
Kementerian Pariwisata telah menetapkan ”100 Wonderful Event Indonesia” untuk dipasarkan sebagai upaya pencapaian target kunjungan 17 juta wisatawan asing ke Indonesia.
Menurut Esthy Reko Astuty, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikutural, di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kementerian Pariwisata akan menggelar Festival Indonesia pada 30-31 Januari di Jakarta. Festival itu diharapkan menjadi wahana bertukar informasi, promosi, dan pemasaran pariwisata daerah-daerah penyelenggara acara (event).
Terlebih lagi, dalam Festival Indonesia akan ada kegiatan table top business to business (B to B). ”Setiap daerah akan diundang sebagai seller (penjual), dan kami dari kementerian menyediakan mitra-mitra buyers (pembeli) nasional maupun mancanegara,” ujar Esthy.
Untuk itu, dinas pariwisata di daerah dan pemangku kepentingan agar menyiapkan paket-paket wisata yang menarik untuk dipromosikan dalam festival itu. Paket-paket wisata pendukung festival di daerah harus terus ditumbuhkan agar daya tarik event memiliki nilai tambah bagi wisatawan.
”Karena wisatawan datang bukan hanya ingin lihat festival, daerah pun harus punya inovasi membuat paket pendukungnya,” ucap Esthy.
Ia memaparkan, tahun 2018 pemerintah menargetkan 17 juta kunjungan wisatawan ke Indonesia. ”100 Wonderful Event Indonesia” diharapkan mampu mendorong pencapaian target tersebut.
”Untuk tiap event daerah yang masuk dalam ’100 Wonderful Event’ akan dibantu dana rata-rata Rp 1,5 miliar untuk promosinya,” lanjut Esthy.
”Bau nyale”
Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Mohammad Faozal mengatakan, di NTB ada empat event yang masuk dalam ”100 Wonderful Event” tahun 2018, yakni Festival Bau Nyale, Festival Tambora, Festival Lombok Sumbawa, dan Festival Moyo.
Rapat Koordinasi Pariwisata NTB itu digelar untuk pemantapan event Festival Bau Nyale (menangkap cacing laut) pada 6-7 Maret mendatang di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kute, Lombok Tengah.
”Tahun ini adalah tahun pertama event Bau Nyale menjadi event nasional. Tentu event ini akan kami garap maksimal untuk menarik wisatawan,” ucap Faozal.
Festival Bau Nyale akan diisi dengan 12 rangkaian kegiatan yang akan dimulai pada 20 Februari. Kegiatan itu antara lain pawai budaya, seminar kelautan dan pariwisata, pameran budaya, lomba kuliner, dan Mandalika Fashion Carnival. ”Puncaknya, 6-7 Maret, masyarakat secara massal berburu cacing nyale,” kata Faozal.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah Lalu Putria menjelaskan, bau nyale merupakan tradisi masyarakat Lombok berburu cacing laut yang muncul sekali setahun. Nyale merupakan perwujudan dari legenda Putri Mandalika yang menolak pinangan beberapa pangeran dan ia memilih menjadi milik rakyatnya.
Sang Putri kemudian menceburkan diri ke laut setelah memberikan pesan kepada rakyatnya. Ia berpesan, jika mereka ingin bertemu, datanglah ke pantai pada tanggal 20 bulan 10 Kalender Sasak, Lombok. Saat itulah Sang Putri datang menyapa dan menemui rakyatnya dalam wujud nyale.