SURABAYA, KOMPAS — Sampai dengan Jumat (26/1), hujan masih mengguyur tiga kabupaten di Jatim barat daya, yakni Pacitan, Trenggalek, dan Ponorogo. Hujan menjadi pemicu tanah longsor yang merusak sarana prasarana, yakni rumah, kantor, jaringan listrik, dan jalan. Mobilitas masyarakat antarkabupaten terhambat.
Dari Pacitan dilaporkan, angin kencang dan tanah longsor merusak kantor PDAM Kecamatan Kebonagung, Jumat sekitar pukul 02.00 WIB.
Selain itu, jalur utama Pacitan-Ponorogo di Kilometer 27 Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo, sempat terputus akibat tertutup tanah longsor dari tebing setinggi 20 meter di sisi jalan runtuh. Sampai Jumat sore, pembersihan material masih berlangsung. Jalur sudah dibuka, tetapi kendaraan diminta melintas bergiliran.
Kepala BPBD Pacitan Windarto yang dihubungi dari Surabaya mengungkapkan, bencana menerjang delapan dari 12 kecamatan.
Yang terkena banjir dan tanah longsor ialah Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Ngadirojo, Donorojo, Tulakan, Nawangan, dan Tegalombo. Lebih dari 300 hektar sawah rusak berupa gagal panen atau belum bisa ditanami karena terendam banjir atau dipenuhi endapan lumpur banjir.
”Bencana susulan menyulitkan program pemulihan kawasan yang porak poranda pada akhir November lalu,” kata Dandim 0801/Pacitan Letkol (Kav) Aristoteles Lawitang selaku Komandan Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Pacitan.
Hujan dan tanah longsor pada akhir November lalu menewaskan 25 orang, memaksa 16.000 jiwa mengungsi, dan merusak lebih dari 6.600 bangunan.
Kerugian material di atas Rp 500 miliar. Pemulihan kawasan berupa perbaikan rumah, tanggul, jalan, dan jaringan utilitas masih berlangsung. Namun, karena musim hujan, bencana susulan masih terjadi. Ancaman bencana membuat warga trauma dan selalu cemas. Mereka berharap bencana besar sebelumnya tidak berulang.
Dari Trenggalek, tim terpadu masih berjibaku menyingkirkan tanah longsor yang memutus jalur utama Kampak-Munjungan. Jalur itu tertutup tanah longsor sepanjang 200 meter dengan ketebalan materi longsor 5-10 meter yang terjadi pada Minggu (21/1).
Begitu banyak material yang harus disingkirkan. Lokasi kejadian terletak di perbukitan sehingga menyulitkan pengerahan petugas dan kendaraan. Hujan yang masih turun membuat tim cemas akan turut membawa material menjadi banjir lumpur.
Di Ponorogo, tebing setinggi 6 meter longsor pada Kamis (25/1) malam sehingga merusak dinding dan atap rumah milik Supriyono di Desa Temon, Kecamatan Ngrayun. Bencana itu tidak menimbulkan korban jiwa karena penghuni terbangun dan menyelamatkan diri.
”Ada juga rumah tertimpa pohon tumbang di Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, tetapi juga tidak ada korban jiwa,” kata Kasubbag Humas Polres Ponorogo Ajun Komisaris Sudarmanto.