Tokoh Pers Lampung, Sutan Syahrir Oelangan, Tutup Usia
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Sutan Syahrir Oelangan, salah satu tokoh pers Lampung, meninggal di usia 60 tahun, Senin (29/1) malam di Bandar Lampung.
Semasa hidupnya, Bang Sutan—begitu sapaan akrabnya—adalah tokoh lintas profesi, aktif di sejumlah organisasi. Selain sebagai wartawan, Bang Sutan pernah aktif sebagai jaksa dan pengacara. Selain itu, Sutan juga aktif di bidang kebudayaan, olahraga, dan pendidikan.
Diantar para kerabat dan tokoh pers, jenazah Sutan dimakamkan di pemakaman keluarga Doeloe Boemi, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, Selasa (30/1) sekitar pukul 13.00.
”Beliau orang yang agak keras dalam mendidik, tapi tujuannya baik. Almarhum juga sosok yang menghargai dan berteman dengan siapa saja, tapi tetap menjaga idealismenya,” kata Febriansyah, anak bungsu Sutan.
Sebelum meninggal, almarhum dirawat selama dua hari karena gangguan jantung di Rumah Sakit Advent, Bandar Lampung. Almarhum meninggalkan 3 anak dan 7 cucu. Istri dan anak pertamanya telah meninggal lebih dulu.
Kepergian almarhum tidak hanya meninggalkan kesedihan bagi anak dan cucunya. Para kerabat, pejabat publik, dan insan pers Lampung yang mengenal sosok Sutan juga merasa kehilangan.
Mereka datang ke rumah duka dan pemakaman untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum. Sejumlah pejabat yang hadir, antara lain Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan Wakil Wali Kota Bandar Lampung Yusuf Kohar.
Selain itu, hadir pula mantan Sekretaris Daerah Lampung Arinal Djunaidi, mantan Bupati Lampung Barat Muklis Basri, dan mantan Bupati Tulang Bawang Abdurachman Sarbini.
Abdurachman Sarbini, yang masih memiliki ikatan keluarga dengan Sutan, mengatakan, selain berkecimpung di dunia jurnalistik, almarhum juga pernah aktif sebagai jaksa dan pengacara. Selain itu, Sutan juga aktif di bidang kebudayaan, olahraga, dan pendidikan.
Sebagai tokoh pers, Sutan masih aktif sebagai Dewan Penasihat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung.
”Kita benar-benar merasa sangat kehilangan seorang tokoh panutan, tokoh pers yang berdedikasi pada kebenaran, dan peduli pada kemanusiaan,” kata Ketua PWI Lampung Supriyadi Alfian.
Di kalangan rekan wartawan seusianya, dia dikenal sebagai sosok yang selalu bersemangat. Di masa tuanya, dia pernah mendirikan koran Krakatau Post, yang saat ini diasuh anaknya, Mediarsyah.
M Ridho Ficardo mengatakan, Sutan merupakan salah satu putra daerah yang berperan memajukan Lampung. Secara pribadi, Ridho mengaku mengenal almarhum sebagai sosok yang mengayomi semua pihak. ”Rasanya tidak mudah mencari sosok pengganti beliau,” ucap Ridho.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi Masyarakat Adat (Forkam) Lampung M Iqbal Rasyid mengatakan, almarhum berjasa dalam menyatukan berbagai suku yang ada di Lampung.
Pada akhir 2014, almarhum menggagas pendirian Forkam Lampung sebagai sarana komunikasi dan musyawarah antarsuku yang ada di Lampung. Hingga kini, sedikitnya ada 30 paguyuban dari berbagai suku yang bergabung dalam forum tersebut.
”Di mata saya, beliau adalah sosok yang menghargai kebinekaan. Almarhum berpesan agar semua suku yang ada di Lampung tetap menjaga silaturahim agar tidak ada konflik antarsuku,” kata M Iqbal.
Di kalangan wartawan, Bang Sutan semasa hidupnya dekat tidak saja dengan wartawan senior, tetapi juga sangat dekat dengan wartawan muda atau yunior, bahkan pemula. Selalu tampil sederhana meski dia berasal dari golongan ”darah biru” di Lampung.
Di bidang pendidikan, almarhum berkontribusi dengan mendirikan Sekolah Menengah Atas Surya Dharma. Kini, sekolah tersebut dibina anak-anaknya. Almarhum juga pernah aktif sebagai pengurus KONI Lampung.
Kondisi kesehatannya terus menurun sejak kepergian istrinya, Aryati, pada 13 Juli 2017. Selamat jalan Bang Sutan. (CAL)