SIDOARJO, KOMPAS — Sejumlah mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Sidoarjo berunjuk rasa di depan Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Kamis (1/2). Mereka mengkritisi program pembangunan pemerintah, salah satunya rencana perubahan tata ruang dan wilayah.
Perubahan itu antara lain pengalihfungsian lahan pertanian menjadi kawasan industri dan permukiman. Menurut rencana, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo akan mengepras lahan pertanian berkelanjutan dari 12.500 hektar menjadi 7.500 hektar atau berkurang 5.000 hektar.
”Pengurangan lahan pertanian bertentangan dengan program swasembada pangan nasional. Selain itu, pengalihfungsian lahan pertanian menjadi kawasan industri dan permukiman akan memperparah bencana banjir yang terjadi setiap musim hujan,” ujar Lucky, koordinator pengunjuk rasa.
Aksi unjuk rasa sempat ricuh saat mahasiswa berupaya menerobos pagar pendopo. Mereka kesal sebab Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo tidak mau menemui massa. Namun, demo itu akhirnya dibubarkan oleh polisi dan satuan polisi pamong praja.
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah dalam beberapa kesempatan mengatakan, pihaknya tengah mengajukan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) karena dianggap tidak sesuai dengan kondisi saat ini dan rencana pembangunan ke depan.
Salah satunya, Sidoarjo memerlukan lahan untuk perluasan kawasan industri, pembangunan terminal penumpang Bandar Udara Juanda, dan pembangunan perumahan. Permintaan lahan dari investor tinggi, salah satunya dari produsen kendaraan yang akan membangun pabrik seluas 1.000 hektar.