SEMARANG, KOMPAS — Berbagai lapisan masyarakat mulai bergerak bersama mempromosikan produk kopi Nusantara. Promosi dilakukan melalui berbagai kegiatan inovatif untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap ragam kopi nasional yang akhirnya meningkatkan daya saing produk.
Salah satu pihak yang sedang giat mempromosikan kopi Nusantara adalah PT Kereta Api Indonesia. PT KAI menggelar acara bertema ”Enjoy Your Journey with Indonesian Coffee”. Acara itu berlangsung pada Selasa (30/1) dan Rabu (31/1). Ngopi Bareng diadakan di 13 stasiun di Pulau Jawa dengan melibatkan sekitar 200 barista muda. Selain menyiapkan kopi gratis, mereka juga menjual produk kopi berupa kopi gabah, kopi sangria, kopi bubuk, dan kopi seduh dingin (cold brew).
Di Stasiun Semarang Tawang, sepanjang Selasa-Rabu (30-31/1), sekitar 30 barista muda antusias memperagakan proses pembuatan dan mengenalkan asal-usul kopi kepada pengunjung. Dalam acara bertajuk ”Ngopi Bareng KAI” ini, para barista membagikan 3.000 gelas kopi gratis. Mereka juga memamerkan hasil olahan kopi dari banyak daerah di Jawa Tengah.
Di Stasiun Surabaya Pasar Turi, 250 cangkir disiapkan untuk penumpang KA Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir, Jakarta. Di dalam KA, penumpang yang ingin menikmati kopi cuma-cuma dan sepuasnya datang ke restorasi sambil menunjukkan telepon seluler telah terpasang KAI Access.
”Kopi Nusantara tidak kalah, bahkan lebih baik, daripada produksi luar negeri. Jika kita menggemari kopi Nusantara dan proses produksinya prima, bisa diyakini komoditas ini akan cemerlang di dalam dan luar,” ujar Yuanita Rachma, pemilik dan barista The House of Coffee, Surabaya, dalam perjalanan pergi-pulang naik KA Argo Bromo Anggrek. Ia ikut melayani penumpang yang ingin mengopi di restorasi.
Penyaji kopi juga berbagi cerita kepada penumpang yang ingin mengetahui lebih jauh tentang suatu jenis kopi yang ditawarkan untuk diminum. M Isnaini (21), salah satu barista dari Wayang Kofie, mengatakan, mayoritas kaum muda belum terbiasa mengonsumsi kopi Nusantara. Mereka masih terpaku pada kopi pabrikan atau kopi olahan perusahaan luar negeri. Padahal, setiap jenis kopi Nusantara mempunyai keunikan rasa dan aroma tersendiri. ”Kopi Posong, misalnya, terasa sedikit tembakau dan rempah hangat. Rasa akan berbeda tergantung cara pengolahan dan itu yang tidak ditemukan di kopi pabrikan,” ujar Isnaini.
Manajer Hubungan Masyarakat PT KAI Daop IV Suprapto mengatakan, PT KAI bekerja sama dengan komunitas kopi di Jateng mempromosikan kopi Nusantara. Sebanyak 100 penumpang pertama yang menunjukkan aplikasi KAI Access akan mendapat kopi gratis dari barista. Selain di Stasiun Semarang Tawang, kopi gratis juga dibagikan di Stasiun Tegal.
Menurut Suprapto, promosi kopi Nusantara kepada penumpang KAI cukup efektif. Dari 80 perjalanan kereta api di Pulau Jawa pada 30-31 Januari, 12 perjalanan kereta api berada di wilayah PT KAI Daop IV. Sebelum naik kereta api, penumpang akan diberi kopi gratis dan diajak berkeliling melihat hasil olahan kopi.
Menurut data Kementerian Pertanian, produksi kopi terus turun dalam lima tahun terakhir. Pada 2013 produksi mencapai 675.881 ton. Tahun lalu, produksi diyakini tak melebihi 637.539 ton yang masih merupakan angka sementara. Padahal, menurut International Coffee Organization, konsumsi kopi warga Indonesia kurun 2000-2016 malah naik. Pada 2000, konsumsi kopi Indonesia 1,7 juta bungkus atau setara 102.000 ton. Pada 2016, konsumsi menembus 4,7 juta bungkus atau 282.000 ton. (BRO/KRN)