MATARAM, KOMPAS — Penerbangan rute Lombok International Air (LIA)-Bandara Salahudin (Bima), Nusa Tenggara Barat, bertambah menyusul dibukanya layanan rute tersebut oleh naskapai NAM Air. Semula anak perusahaan Sriwijaya Air itu hanya melayani penumpang rute Bali-Bima-Tambolaka (Sumba Barat)-Kupang, Nusa Tenggara Timur pergi-pulang.
”Kami menambah satu leg lagi, yang semula tidak singgah di Lombok, sekarang singgah di Lombok,” kata Franky Gan, Direktur Komersil NAM Air, Senin (5/2) di Mataram, Lombok.
Penerbangan perdana Lombok-Bima dimulai hari Rabu (7/2). Perusahaan ini mengoperasikan pesawat jenis Boeing 737-500 berkapasitas 120 kursi, meliputi delapan kursi kelas bisnis dan 112 kursi kelas ekonomi. Penumpang juga akan diberikan layanan makanan ringan selama penerbangan.
Penerbangan ini juga menjadi jawaban dari masih minimnya layanan transportasi udara di jalur penerbangan Indonesia timur, seperti di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
”Untuk penerbangan 7 Februari Lombok-Bima sudah habis terjual di agen,” ujar Franky. Harga tiket di rute itu Rp 250.000. Penerbangan Lombok-Bima-Tambolaka dan Kupang akan terkoneksi dengan penerbangan ke kota-kota lain di Tanah Air.
Rute Lombok-Bima dipilih, kata Franky, karena dua daerah ini memiliki potensi wisata seperti obyek wisata pantai di Pulau Lombok, kemudian Kabupaten Bima yang memiliki potensi sumber daya alam yang belum digarap maksimal, selain mobilitas barang dan jasa di dua wilayah itu bergerak ke arah positif.
Kota Bima juga menjadi daerah transit penduduk NTT, Bali, dan Sulawesi Selatan. Karena itu, keberadaan NAM Air di rute itu juga sebagai penjajakan untuk membuka rute penerbangan ke daerah lain di Tanah Air.
Ketua Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) NTB Dewantoro menyambut baik kehadiran NAM Air karena akan membuka akses transportasi dan mendorong perkembangan ekonomi Kabupaten Bima dan sekitarnya. ”Akses transportasi menjadi salah satu pertimbangan investor menanamkan modalnya di Bima,” ujar Dewantoro.
Keberadaan NAM Air juga memberi alternatif penerbangan ataupun tarif bagi pengguna jasa transportasi udara Lombok-Bima, yang selama ini dilayani Garuda Indonesia dan Wings Air dua kali sehari. ”Terkadang kalau lagi ramai penumpang, tiket pesawat Lombok-Bima melonjak sampai Rp 700.000,” ungkap Dewantoro.