Hujan Deras Berpotensi Picu Bencana, Warga Diimbau Waspada
Oleh
Tatang Mulyana Sinaga/Dedi Muhtadi
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Hujan deras disertai angin kencang diprediksi melanda sejumlah wilayah di Jawa Barat hingga Maret 2018. Masyarakat diimbau waspada karena curah hujan tinggi berpotensi memicu bencana banjir dan longsor, terutama di kawasan sekitar sungai dan daerah bertebing.
”Setelah pada Desember dan Januari curah hujan sempat turun, pada Februari dan Maret diprediksi akan meningkat. Ini perlu diwaspadai, terutama di kawasan rawan banjir dan longsor,” ujar peneliti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, Muhammad Iid, Rabu (7/2).
Iid mengatakan, pihaknya terus menginformasikan prediksi cuaca kepada masyarakat. Hal itu diperlukan agar warga dapat segera mengantisipasi dampak perubahan cuaca tersebut.
”Kami sampaikan melalui media massa ataupun media sosial. Respons warga cukup positif karena mulai banyak yang menanyakan prediksi cuaca agar mereka dapat bersiap menghadapi dampaknya,” ujarnya.
BMKG memprediksi musim hujan akan mereda pada April. Sementara musim kemarau akan mulai terjadi pada Mei. Prediksi ini bisa saja berubah jika terjadi anomali cuaca seperti yang terjadi pada akhir tahun lalu akibat adanya siklon tropis.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan siaga darurat bencana banjir dan longsor sampai 31 Mei 2018, termasuk Kabupaten Bogor yang beberapa wilayahnya mengalami longsor awal pekan ini.
Terkait hal itu, disiagakan 1.600 anggota Tagana yang telah mengikuti berbagai pelatihan di tingkat daerah ataupun nasional.
”Kenapa bencana menjadi penting untuk kita hadapi bersama-sama. Karena ini sumber kemiskinan. Pada saat bencana tidak tertanggulangi dengan baik, akan muncul kantong-kantong kemiskinan baru, akan muncul pengangguran, dan ketimpangan sosial,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.
Deddy berbicara pada saat mengukuhkan Kepengurusan Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Jabar Periode 2018-2021 di Wisata Rafting Sungai Citarik, Kabupaten Sukabumi, Selasa (6/2) malam.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjelaskan, 82 persen wilayah Jabar termasuk wilayah rawan bencana. Karena itu, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan, terutama untuk tidak tinggal di dataran tinggi ataupun wilayah tebing. Upaya penyebarluasan terhadap masyarakat terus dilaksanakan sebagai tindakan preventif.
”Jawa Barat itu wilayah bumi vulkanik muda, subur tapi rawan bencana. Masyarakat bisa turut menjaga lingkungan dan menormalisasikan kawasan hutan yang menjadi kunci utama dalam keseimbangan lingkungan,” tuturnya setelah melihat area longsor di Riung Gunung, Kabupaten Bogor.
Sejumlah warga di Bandung selatan, terutama di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, juga bersiap menghadapi banjir. Sebab, ketiga kecamatan itu dilalui tiga sungai, yaitu Citarum, Cisangkuy, dan Cikapundung yang kerap meluap saat hujan deras.
Warga mempersiapkan sejumlah perahu di depan rumah. Mereka juga memasang tali di gang-gang sempit yang dipersiapkan sebagai pegangan untuk mengevakuasi diri saat banjir melanda.
”Ini sudah menjadi rutinitas warga sejak puluhan tahun. Setelah 1,5 bulan terakhir jarang hujan, sepertinya sekarang akan kembali sering dilanda hujan seperti yang terjadi di Bogor dan Jakarta,” ujar Taufik (48), warga Dayeuhkolot.