SEMARANG, KOMPAS — Gencarnya Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, membenahi dan mempercantik jalur pedestrian, terutama di kawasan jalan protokol di pusat kota, serta terkoneksinya transportasi bus rapid transit (BRT), telah mengukuhkan Kota Semarang termasuk kota paling nyaman.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Rabu (7/2), mengemukakan, revitalisasi jalur pedestrian perlahan akan mengubah kultur masyarakat. Warga akan lebih senang berjalan kaki, terutama pada hari libur atau sore dan pagi hari untuk menuju tempat tujuan atau hanya sekadar jalan-jalan.
”Saya ingin menjadikan Kota Semarang sebagai kota yang penghuninya juga bahagia. Bahagia tidak hanya dalam arti bahagia secara batin, dari segi religious saja, tetapi juga karena kotanya nyaman, bisa ke mana-mana tanpa harus terjebak macet atau kesulitan menuju tempat tujuan,” ujar Hendrar Prihadi atau yang disapa akrab Pak Hendi.
Menurut Wali Kota Hendi, berdasarkan survei Frontier Consulting Group (FCG) yang dikirimkan kepada pihaknya, warga Kota Semarang memiliki tingkat kebahagian yang lumayan. Survei indeks manusia Indonesia bahagia (IHI), warga Kota Semarang memperoleh nilai IHI 48,75, disusul Kota Makassar menduduki peringat kedua dengan nilai IHI 47,95, kemudian Kota Bandung IHI 47,88, Surabaya IHI 46,20, DKI Jakarta IHI 46,20, dan Kota Medan dengan nilai IHI 46,2.
Adapun hasil survei dari Kementerian Agraria, menurut Hendrar Prihadi, Kota Semarang juga termasuk tujuh kota paling layak huni di Indonesia. Kota Semarang memiliki skor 65,4 persen setelah Kota Solo, Palembang, Balikpapan, Denpasar, dan Tangerang Selatan.
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang M Farhan mengatakan, apabila warganya bahagia, tentu saja pemkot berupaya menyelaraskan aspek pembangunan untuk kehidupan yang lebih mudah. Kota ini harus nyaman dengan memperkuat basis pedestrian, kemudahan moda transportasi, serta sebagai kota yang belum terlalu menganggu kelancaran warganya saat bepergian.
M Farhan mengatakan, Kota Semarang memang belum terkendala di sektor lalu lintas. Warga masih bisa leluasa bepergian pada jam sibuk karena hampir semua ruas jalan belum terlalu macet setiap harinya.
Kondisi ini tetap mendorong pemerintah kota menyiapkan jalan lingkar luar Kota Semarang, seperti ruas Mangkang-Mijen-Tanah Mas-Pelabuhan Tanjung Emas. Hal ini untuk mengantisipasi kondisi jalan regular di jalur nasional Mangkang-Tugu-Krapyak di bagian Semarang Barat yang sudah padat setiap harinya.
Jalur pedestrian yang sudah tertata rapi dan menjadi daya tarik lalu banyak dimanfaatkan masyarakat, terutama di kawasan Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Gajahmada, Jalan Pahlawan, seputar kawasan Kota Lama serta kawasan Lapangan Simpang Lima, juga disejumlah titik pusat kota lainnya juga membuahkan penghargaan.
Berdasarkan hasil penilaian Institute for Transformation and development Policy (ITDP) Indonesia, Kota Semarang merupakan salah satu dari 5 kota di Indonesia yang paling ramah pejalan kaki. Ibu kota Jawa tengah ini bersanding dengan kota-kota ramah lainnya, seperti Bogor, Solo, Malang, dan Jambi.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.