Kawasan itu merupakan salah satu lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) dan pertambangan emas skala kecil (PESK). Petambang biasa menggunakan kapur, karbon, sianida, dan merkuri untuk memurnikan emas. Limbah merkuri berbahaya bagi kesehatan manusia.
Penelusuran dilakukan pada Selasa (6/2) di lapangan Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok, melalui kegiatan pengobatan massal/bakti sosial yang digelar jajaran Komando Distrik Militer (Kodim) 0622/Kabupaten Sukabumi.
”Untuk membuktikan paparan merkuri perlu dilakukan pemeriksaan darah. Dari pengobatan massal, pasien yang terindikasi kuat terpapar merkuri diambil darahnya. Dalam waktu lima hari dapat diketahui hasilnya,” kata Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah 03.04.01 Bogor Letnan Kolonel (Ckm) Wiganda di lokasi pengobatan massal, 183 kilometer dari Kota Bandung.
Pihak Kodam III/Siliwangi juga akan mencari warga yang diduga kuat terpapar merkuri di Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi. Jarak Waluran Mandiri dengan Cisolok sekitar 72 km. Kawasan Waluran diduga merupakan lokasi pengolahan emas terbesar di Sukabumi.
Tertutup
Kepala Staf Kodim 0622/Kabupaten Sukabumi Mayor (Inf) Robinson Munte mengatakan, umumnya warga di lokasi PETI atau PESK bersikap tertutup jika ada anggota keluarga yang sakit. ”Mereka khawatir, jika diketahui sakit akibat merkuri, usaha tambang ilegal ditutup,” katanya.
Dari pencarian didapati tiga warga, Muhammad Fadliano (10), warga Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan; Aas (37), warga Desa Loji, Kecamatan Simpenan; dan Mustopa (75), warga Desa Waluran Mandiri; sakit.
Heni (37), ibu Fadliano, mengatakan, anaknya mengalami penyakit kulit berupa gelembung-gelembung sejak umur dua hari. ”Sudah dibawa ke puskesmas dan ke dokter. Katanya, anak saya mengalami penyakit langka dan susah diobati,” ujar Heni.
Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi Kolonel Desi Aryanto mengatakan, kegiatan ini dilakukan setelah jajaran Kodim menemukan 33 orang terindikasi terkena racun merkuri.
”Kami akan berkoordinasi dengan pemda untuk penanganan lebih lanjut,” kata Desi. (SEM)