Hujan deras yang terus mengguyur di Sulawesi Utara mengancam jalur jalan Trans-Sulawesi di wilayah itu. Pada Sabtu pagi, longsor terjadi lagi.
MANADO, KOMPAS - Jalur Trans-Sulawesi kembali tertutup menyusul tanah longsor di Blongko, Kecamatan Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Tanah dari perbukitan Kayuwale jatuh menghunjam ke jalan hingga ke pantai mengakibatkan dua rumah makan tertimbun, Sabtu 10/2) pagi. Pada Kamis lalu, tanah longsor juga menutup jalur Trans-Sulawesi di Komus dan Tote, Kecamatan Bolangitang, Bolaang Mongondow Utara.
Informasi yang dihimpun Kompas menyebutkan, Bukit Kayuwale berketinggian sekitar 200 meter berada di sisi kiri jalan dari arah Manado, atau berjarak 110 kilometer dari ibu kota Provinsi Sulut itu. Sebagian tanah dan pepohonan di perbukitan menutupi ke jalan Trans- Sulawesi hingga ke pantai berjarak 2 kilometer. Jalan raya itu tertutup longsor sepanjang 300 meter dengan tinggi enam sampai 10 meter. Poros jalan Blongko adalah akses penting menghubungkan Manado-Kotamobagu dan Manado-Bolaang Mongondow hingga ke Gorontalo.
Hingga Sabtu malam jalur itu masih tertutup. Antrean kendaraan dari kedua sisi masing-masing sepanjang lebih kurang 5 kilometer.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional XV Wilayah Sulut dan Gorontalo Riel Mantik mengatakan, sebagian jalur jalan Trans-Sulawesi di Sulut sepanjang 350 kilometer dari Bolaang Mongondow Utara hingga Manado bersisikan perbukitan yang rawan longsor saat hujan deras. ”Setiap musim hujan, kami siapkan alat berat di jalur longsor agar mudah untuk menjangkau lokasi,” katanya.
Menurut Bupati Minahasa Selatan Christianty Euginia Paruntu, longsor terjadi sekitar pukul 09.00 saat hujan deras. ”Tidak ada korban jiwa. Warga telah berlari keluar ketika mendengar gemuruh tanah jatuh dari perbukitan. Ada dua rumah makan tertimbun longsor.”
Rein (56), pemilik rumah makan, mengatakan saat terjadi longsor, mereka telah di luar rumah. Rein sempat menyaksikan tanah dari perbukitan Kayuwale merambat jatuh ke jalan dan menimbun rumah makan miliknya. ”Saya dan istri serta anak serta tetangga telah berada di luar rumah ketika longsor terjadi. Tanah sangat banyak jatuh dari bukit,” kata Rein.
Menurut Komandan Kodim Minahasa Letkol Jubert Purnama, perbukitan Kayuwale longsor karena hutan di bukit gundul akibat penebangan pohon.
Pemkab Banjarnegara dan Balai Pelaksana Teknis Jalan Wilayah Wonosobo juga mengerahkan dua alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup jalan provinsi penghubung Banjarnegara-Karangkobar-Pekalongan. Ratusan relawan pun diterjunkan.
”Kalau tidak ada cuaca buruk, penanganan paling lama 10 hari,” kata Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono. Sejak longsor pada Jumat (9/2) pagi, tanah di sekitar jalan itu terus bergerak. ”Kami sesegera mungkin mengatasi jalur ini. Secara umum, kondisi di Banjarnegara rawan tanah bergerak,” ujarnya.