Pemerintah dan HKTI Bersinergi Atasi Lima Masalah Petani
Oleh
Jumarto Yulianus
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Petani masih menghadapi sejumlah persoalan dalam menjalankan usaha pertanian, mulai dari masalah benih, pupuk, permodalan, hingga pemasaran setelah panen.
Untuk itu, organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) diharapkan bersinergi dengan pemerintah dalam mencari solusi bagi masalah pertanian dan petani Indonesia.
Ketua HKTI Provinsi Kalimantan Selatan M Rifqinizamy Karsayuda dalam acara Pelantikan Serentak Pengurus HKTI Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan periode 2017-2022 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Sabtu (10/2), mengemukakan lima persoalan utama yang dihadapi petani, khususnya petani di Kalsel.
Lima persoalan itu adalah masalah kelangkaan pupuk dan benih, akses permodalan, kapasitas sumber daya petani dalam menguasai teknologi, kesulitan pemasaran setelah panen, serta keterbatasan lahan.
”Untuk itu, HKTI siap bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan institusi lain dalam menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut,” kata Rifqi di hadapan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional HKTI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor.
Rifqi mengatakan, kelangkaan pupuk dan benih menjadi permasalahan hulu dan klasik petani di Kalsel. Meski sudah disubsidi pemerintah, pupuk kerap hilang ketika dibutuhkan petani pada musim tanam.
Demikian juga dengan benih yang kerap hilang saat musim tanam dan baru ada ketika musim tanam sudah lewat. ”Masalah ini harus segera diatasi,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah permodalan petani, menurut Rifqi, pihaknya menjalin kerja sama dengan Bank Kalsel.
Tahun ini, bank milik pemerintah daerah tersebut menyiapkan dana Rp 220 miliar untuk pinjaman petani dan nelayan dengan suku bunga kredit 7 persen. Setiap petani bisa mendapatkan pinjaman hingga Rp 500 juta.
Selanjutnya, untuk meningkatkan SDM petani berbasis teknologi, pihaknya menjalin kerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
HKTI juga bekerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia untuk pemasaran produk pertanian serta dengan TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Udara untuk penyediaan lahan pertanian.
Moeldoko mengatakan, HKTI di setiap daerah harus menjadi solusi bagi setiap permasalahan pertanian dan petani Indonesia.
Untuk itu, HKTI harus menjadi mitra strategis bagi pemerintah serta mendukung apa pun kebijakan pemerintah di bidang pertanian dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
”Saya sangat berharap HKTI bisa berkembang dari waktu ke waktu untuk memperkuat para petani dan mendampingi mereka di lapangan. Para pengurus harus turun ke lapangan dan memahami apa yang menjadi aspirasi petani. HKTI harus menempatkan diri sebagai jembatan yang menghubungkan petani dengan riset, bisnis, dan berbagai institusi,” kata Kepala Staf Kepresidenan Indonesia ini.
Menurut Andi Amran Sulaiman, pihaknya sangat terbantu HKTI dalam menyelesaikan berbagai persoalan pertanian. Apalagi, Ketua Umum HKTI kini adalah Kepala Staf Kepresidenan.
Separuh masalah pertanian sudah rampung ditangani HKTI. ”Kalau ada keluhan masalah pertanian, sampaikan juga kepada HKTI. Jadi, masalah teknis saja yang disampaikan kepada Menteri Pertanian,” kata Amran berseloroh.