MAGELANG, KOMPAS — Pariwisata di empat kawasan strategis pariwisata nasional di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta akan dibangun serta dikembangkan dengan konsep integrated tourism atau wisata terpadu. Selain untuk meningkatkan kunjungan serta memenuhi target kunjungan 2 juta wisatawan mancanegara pada 2019, upaya ini juga dilakukan untuk meningkatkan nilai investasi di bidang pariwisata.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pengembangan wisata terpadu tersebut akan segera dimulai tahun ini. ”April ini kami akan memulainya dengan membuat integrated tourism masterplan,” ujarnya saat ditemui pada acara di Taman Lumbini, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Jumat (9/2) malam.
Integrated tourism masterplan tersebut nantinya akan dibuat dengan menggunakan dana pinjaman dari Bank Dunia sebesar 6 juta dollar AS. Total dana pinjaman yang dikucurkan dari Bank Dunia untuk pengembangan wisata terpadu ini mencapai 300 juta dollar AS.
Empat kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) yang dimaksud adalah KSPN Borobudur, Dieng, Sangiran, dan Karimunjawa. Untuk mewujudkan wisata terpadu ini, Arief mengatakan, pihaknya berupaya mendata dan memenuhi kebutuhan beragam fasilitas pendukung, termasuk akses jalan dan bandara.
Selain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, penyediaan fasilitas dan akses tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan nilai investasi di Jawa Tengah dan DIY. ”Ketika akses sudah tersedia, saya yakin investor akan datang sendiri,” ujarnya.
Arief mengatakan, salah satu contoh kesuksesan di bidang investasi pariwisata terjadi pada obyek wisata Mandalika. Terbukti, setelah semua akses terpenuhi, nilai investasi Mandalika saat ini mencapai lebih dari 1 miliar dollar AS.
Akses jalan
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur Indah Juanita mengatakan, untuk mewujudkan wisata terpadu tersebut, salah satu fasilitas pendukung yang akan dibenahi adalah akses jalan. Dalam hal ini upaya pembenahan yang akan dilakukan, antara lain, membangun jalur cepat yang menghubungkan antar-KSPN.
”Akses jalan yang mudah dan cepat antarobyek wisata di antara empat KSPN nantinya akan membuat setiap pengunjung yang datang antusias untuk menjelajahi semuanya. Dengan begitu, pada akhirnya akan memperpanjang waktu tinggal di Jawa Tengah dan DIY,” ujarnya.
Selain itu, masalah lain yang patut diperhatikan dalam pengembangan wisata terpadu ini adalah penanganan sampah dan kebersihan. Dua hal itu sangat penting demi mendukung kenyamanan pengunjung saat berwisata. Untuk melakukan berbagai pembenahan tersebut, Indah mengatakan, pihaknya membutuhkan dukungan dan kerja sama dari dua gubernur, bupati, serta wali kota di Jawa Tengah dan DIY. (EGI)