PBB Kaji Inklusi Keuangan Petani
KALIANDA, KOMPAS — Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti dari Belanda selaku Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Senin (12/2). Kunjungan itu bertujuan untuk mempelajari akses keuangan inklusi yang dikembangkan oleh PT Vasham Kosa Sejahtera demi membantu petani jagung di Lampung.
- English Version: UN Studies Inclusive Financing for Local Farmers
”Ratu Maxima ingin melihat langsung program keuangan inklusi yang dikembangkan perusahaan kami. Program kemitraan ini menjadi model yang ingin dipelajari,” kata Direktur Operasional PT Vasham Kosa Sejahtera Iki Sari Dewi di sela-sela acara kunjungan Ratu Maxima di Lampung Selatan.
PT Vasham Kosa Sejahtera merupakan perusahaan sosial yang berdiri sejak Oktober 2013. Perusahaan itu memberikan akses pembiayaan kepada petani jagung tanpa perlu memberikan jaminan. Saat ini ada sekitar 12.000 petani di Lampung dan Jawa Tengah yang menjadi nasabahnya. Total pinjaman yang disalurkan mencapai Rp 102,7 miliar.
Iki Sari menjelaskan, setiap rumah tangga petani yang memiliki lahan 1 hektar bisa meminjam modal usaha hingga Rp 7 juta. Mereka dikenai bunga 16 persen per musim panen. ”Kalau meminjam di tengkulak, petani bisa dikenai bunga hingga 25 persen per musim panen,” kata Iki Sari.
Menurut dia, kelebihan program kemitraan itu bukan hanya pada bunga yang lebih rendah ditawarkan perusahaan dibandingkan dengan tengkulak, melainkan perusahaan juga membina petani jagung agar dapat menghasilkan produk pertanian yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan hasil yang baik, harga jual jagung petani dapat lebih bersaing di pasaran.
Setiap tahun, perusahaan tersebut menyerap 45.000 ton jagung kering. ”Petani dapat menjual jagung langsung ke perusahaan kami. Kami membeli jagung sesuai dengan harga pasar,” katanya.
Selain itu, perusahaan juga memberikan modal bagi pengembangan usaha ternak sapi atau kambing kepada petani. Dari situ, petani dapat memproduksi pupuk kandang untuk dijual atau dipakai guna menyuburkan lahan perkebunannya.
Peninjauan
Ratu Maxima dijadwalkan berkunjung ke Indonesia pada 11-13 Februari 2018. Ratu Maxima adalah istri dari Raja Willem- Alexander yang dilantik menjadi Raja Belanda pada 2013. Ratu merupakan Penasihat Sekjen PBB untuk urusan pengembangan inklusi keuangan sehingga kunjungannya berkaitan dengan perkembangan inklusi keuangan di Indonesia dalam dua tahun terakhir.
Dalam kesempatan itu, Ratu Maxima juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang memasukkan inklusi keuangan dalam program utama Presiden Joko Widodo. Melalui inklusi keuangan, Indonesia dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat, terutama masyarakat yang belum terjangkau akses keuangan. Indonesia juga bisa menjadi percontohan bagi negara-negara berkembang lain dalam menerapkan inklusi keuangan.
Dia mengatakan, tidak banyak petani yang bisa mendapat akses layanan ke perbankan karena tidak memiliki jaminan. Padahal, petani kecil umumnya membutuhkan pembiayaan untuk modal mengolah lahan pertanian.
”Inklusi keuangan menjadi solusi bagi permasalahan ini,” ujar Ratu Maxima. Dia menilai wilayah Indonesia yang terdiri atas puluhan ribu pulau menjadi salah satu faktor penghambat perluasan akses perbankan.
Untuk itu, pengembangan akses keuangan inklusi ini diharapkan dapat membantu petani di pelosok guna mendapatkan modal usaha secara mudah.
Berdasarkan catatan Kompas, rasio akses layanan jasa keuangan rakyat Indonesia masih yang terendah di Asia Tenggara. Dari 250 juta penduduk Indonesia, baru 21,8 persen yang mendapatkan layanan jasa keuangan, tertinggal jauh dari Singapura (96 persen), Malaysia (81 persen), dan Thailand yang 78 persen (Kompas, 31/8/2016).
Sebelumnya, Ratu Maxima datang ke Indonesia pada 2016. Saat itu, dia menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Otoritas Jasa Keuangan dan UNDP dalam rangka mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia. Pencapaian tersebut akan dilakukan melalui peningkatan peran lembaga jasa keuangan dan inklusi keuangan yang pada akhirnya mendorong ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Lampung Hamartoni Ahadis berharap sebagian besar petani jagung di Lampung bergantung pada industri pakan ternak. Untuk itu, diperlukan pola kemitraan yang sehat agar harga jual jagung petani tidak anjlok. Hal tersebut diharapkan berdampak langsung pada kesejahteraan petani. (VIO)