MAKASSAR, KOMPAS — Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan membuka posko pengaduan untuk calon jemaah umrah yang dirugikan biro perjalanan Abu Tours. Selain itu, polisi juga membentuk tim penyidik sebagai persiapan jika Kementerian Agama sudah mengeluarkan pernyataan dan mencabut izin Abu Tours.
”Sejauh ini belum ada calon jemaah yang datang melapor walau kami sudah membuka posko pengaduan. Mungkin mereka masih menunggu untuk diberangkatkan. Tetapi, kami sudah siap jika harus menangani kasus ini. Sudah ada tim penyidik yang dibentuk,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Komisaris Besar Dicky Sondani, Senin (12/2), di Makassar, Sulsel.
Polda Sulsel mendata sekitar 16.000 calon jemaah telah menyetorkan dana dan dijanjikan akan diberangkatkan, tetapi hingga kini belum berangkat. Calon jemaah ini tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia di mana Abu Tours memiliki cabang. Abu Tours membuka cabang di sejumlah kota di Pulau Jawa, Sumatera, dan wilayah timur Indonesia.
Pihak Abu Tours yang dikonfirmasi terkait soal ini tak memberikan respons. Namun, akhir pekan lalu, manajemen mengeluarkan maklumat sekaligus keterangan pers terkait soal ini. Dalam maklumat yang ditandatangani CEO Abu Tours HM Hamzah Mamba, pihak Abu Tours menyatakan tetap berkomitmen memberangkatkan calon jemaah.
Untuk itu, calon jemaah dan agen diberi tiga opsi. Pertama, calon jemaah menambah biaya Rp 5 juta-Rp 7 juta per orang dengan ketentuan mengajak dua calon jemaah baru. Pilihan lain adalah menambah biaya Rp 9 juta-Rp 11 juta per orang jika hanya mengajak seorang calon jemaah baru. Untuk kedua pilihan ini, setiap jemaah baru dikenai paket umrah Rp 21 juta. Opsi terakhir, jika tidak mengajak calon jemaah baru, menambah biaya Rp 15 juta dan dijanjikan mendapatkan satu voucer umrah senilai Rp 5 juta.
Sejumlah calon jemaah mengaku kecewa dan berharap pihak Abu Tours bisa memberangkatkan tanpa syarat. Herman, keluarga calon jemaah, mengatakan, lebih dari 20 anggota keluarganya masih menunggu itikad baik pihak Abu Tours.
”Keluarga saya semua sudah membayar sejak tahun lalu dan dijanjikan berangkat Februari tahun ini. Namun, sampai sekarang belum ada kabar. Bahkan, banyak yang seharusnya berangkat bulan Januari tapi belum juga diberangkatkan. Kami masih menunggu itikad baik Abu Tours. Jika tak bisa memberangkatkan, setidaknya uang yang telah kami setor bisa dikembalikan,” katanya.
Calon jemaah yang belum berangkat umumnya membeli paket umrah murah berkisar Rp 15,5 juta-Rp 17 juta untuk perjalanan sepekan. Ada pula paket Rp 21 juta untuk perjalanan 11-12 hari. Abu Tours biasanya juga menyertakan tawaran bonus satu orang umrah gratis setiap mengajak 10 orang.
Ini yang membuat banyak orang mencari calon jemaah agar bisa berangkat gratis. Biaya murah yang dipatok juga menjadi penarik yang membuat banyak orang mendaftar. Pembayaran juga dipermudah dengan cara membayar tanda jadi sekitar Rp 5 juta dan sisanya diangsur selama sebulan. (REN)