SEMARANG, KOMPAS — Pengerjaan konstruksi proyek Tol Semarang-Demak ditargetkan dimulai Agustus 2018. Tol berjarak 24 kilometer yang ditargetkan rampung 2019 ini akan melengkapi proyek pengendalian rob dan banjir Kota Semarang yang tengah dilaksanakan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Senin (12/2), di Semarang, Jawa Tengah, mengatakan, pihaknya fokus mengerjakan proyek strategis nasional (PSN) hingga 2019, termasuk Jalan Tol Semarang-Demak. Jalan tol ini sebagian ruasnya akan menjadi tanggul laut serta diyakini bisa mengatasi permasalahan rob dan banjir, khususnya di Jalan Raya Kaligawe, Semarang. ”Sekarang (penanganan rob) darurat dulu. Nanti ada pompa permanen, juga Tol Semarang-Demak,” katanya.
Jalan Tol Semarang-Demak, sepanjang 24 kilometer, masuk PSN yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Perubahan Atas Perpres No 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Menurut Basuki, nilai investasi Jalan Tol Semarang-Demak diperkirakan Rp 10 triliun dan nantinya akan dilelang. ”VGF (dana dukungan tunai pemerintah)-nya ada, tapi akan kami adakan lelang investasi. Lelang dilakukan setelah penetapan lokasi selesai,” ucap Basuki.
Jalan Tol Semarang-Demak direncanakan tersambung dengan Tol Kota Semarang (Tanjung Emas-Srondol) yang telah beroperasi. Jalan tol baru itu akan membentang di sebelah utara jalan nasional (pantura) Semarang-Demak. Jalan tol akan berakhir di sekitar Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sri Puryono menuturkan, tak ada kendala berarti dalam pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak. Setelah ada persetujuan dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang, proses terus berlanjut, yakni analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), penetapan lokasi, dan lelang.
”Dari Kementerian ATR, tata ruangnya sudah oke. Proses berjalan terus dan dijadwalkan Agustus 2018 mulai konstruksi. Memang harus ngebut. Ditargetkan 2019 selesai,” kata Puryono.
Kepala Bidang Rancang Bangun dan Pengawasan Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Jateng AR Hanung Triyono menambahkan, meski pembangunan di wilayah laut dekat pesisir, tetap ada pembebasan lahan. Sebab, sebagian lahan merupakan daratan yang telah terkikis akibat abrasi.
Menurut Basuki, dalam penanganan banjir di Jalan Raya Kaligawe Semarang, pompa-pompa air dioptimalkan. ”Hari ini (Senin) saya minta dikirim lima pompa mobile dari Jakarta. Ini darurat. Nanti kami pasang pompa permanen dengan kapasitas 12 meter kubik per detik dan 10 meter kubik per detik. Pompanya datang bulan depan,” katanya.
Sementara proyek pengendalian rob dan banjir di Kota Semarang, berupa normalisasi Kali Sringin dan Tenggang, dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Proyek dengan nilai total Rp 461 miliar tersebut dipercepat. Pekerjaan utama, yakni Pintu Kali Sringin dan Tenggang, ditargetkan rampung Juli 2018. (DIT)