Hal itu dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam kunjungannya ke Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (14/2). Susi mengapresiasi nelayan di Probolinggo yang tak menggunakan cantrang untuk menangkap ikan.
”Kabupaten Probolinggo sudah bebas cantrang. Oleh karena itu, akan kami bantu bangun dermaga dan pengembangan nelayannya. Untuk kapal nelayan yang mau pindah ke pancing, akan kami kirim bantuan. Untuk pengguna cantrang besar, akan difasilitasi akses ke perbankan agar mereka bisa mengalihkan ke alat tangkap yang lebih baik dan menguntungkan. Buktinya hari ini, kita lihat hiu tutul. Itu artinya biomassa laut Indonesia jauh membaik dan dirasakan oleh masyarakat Probolinggo,” kata Susi.
Dalam kunjungan, Susi menikmati pantai utara Probolinggo yang dinilainya memiliki ekosistem baik. Susi menyempatkan berdialog sambil minum kopi yang disuguhkan nelayan, berenang di laut dengan dua cucunya, mengunjungi Pulau Gili Ketapang, serta melihat kawanan hiu tutul yang muncul sesekali di kawasan Pantai Bentar.
Susi juga mengaku gembira melihat produksi ikan di Probolinggo yang volumenya terus naik. ”Di sini tiap hari ada ikan kakap merah dan ikan-ikan bagus lain dengan jumlah 300 ton per hari. Jika dirata-rata harganya Rp 30.000, nilainya Rp 9 miliar,” kata Susi.
Peningkatan volume tangkapan ikan itu diakui Benjamin Mangitung, pengusaha perikanan di Probolinggo. Ia, eksportir ikan filet ke Malaysia dan Australia. Setiap bulan, ia mampu mengirim ikan filet 3-4 kontainer.
”Dahulu, saya mencari ikan susah, hingga ke berbagai pelosok negeri. Namun, kini saya diam di Probolinggo saja sudah banyak ikan datang. Pabrik cold storage ikan di Kota Probolinggo juga terus bertambah. Ini artinya hasil tangkapan ikan di sini melimpah,” katanya.
Kini di Probolinggo ada 3 pabrik cold storage (tempat pendinginan) dan akan bertambah 1 unit pabrik lagi. Dengan 4 cold storage, kapasitas ikan tersimpan bisa mencapai 3.500 ton.
Benjamin mengatakan, melimpahnya hasil tangkapan ikan dirasakannya dalam 1-2 tahun ini saat pemerintah gencar mencegah kapal asing mengambil ikan di wilayah perairan Indonesia.
”Nelayan ingin kapal asing tak lagi menangkap ikan di wilayah kita. Ini akan terus diupayakan. Namun, saya juga minta dukungan nelayan mengikuti aturan tak memakai cantrang,” kata Susi saat berbicara dengan nelayan.
Penataan nelayan, menurut Susi, dengan memberikan akses permodalan tambahan kepada nelayan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas kapal. Jika memungkinkan, kapal akan dilengkapi pendingin berkapasitas besar sehingga mampu menyimpan ikan tangkapan nelayan dalam jumlah banyak.
Menanggapi hal itu, Ali (45), nelayan Probolinggo, berharap kebijakan pemerintah soal perikanan menguntungkan nelayan. ”Bu Susi tadi mengatakan, kami bisa dibantu untuk membenahi dan melengkapi kapal agar kapasitas lebih besar dan dilengkapi pendingin. Kami tidak masalah selama ada modal dan biaya untuk mengembalikan pinjaman yang nanti ditawarkan,” katanya.
Adapun Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari mengatakan, tahun 2018, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membangun dermaga apung di Pantai Bentar dan pelabuhan nelayan di Kalibuntu. ”Dermaga apung Pantai Bentar adalah bagian dari menunjang pembangunan wisata Kabupaten Probolinggo. Dermaga ini akan disinkronkan dengan wisata di Gili Ketapang sehingga warga Kabupaten Probolinggo tidak perlu ke pelabuhan di Kota Probolinggo untuk pergi ke Pulau Gili. Warga bisa memanfaatkan dermaga apung di Pantai Bentar,” katanya. Pemkab Probolinggo memang sedang gencar menggarap Pantai Bentar sebagai salah satu potensi wisata unggulan.
Tantriana membenarkan ada 3.000 hingga 4.000 nelayan di Probolinggo yang sudah bebas cantrang. Hal itu menjadi salah satu upaya mendukung program pemerintah dalam upaya menata perikanan di Indonesia.