Sembilan Perjalanan Kereta Api Dialihkan akibat Longsor
Oleh
Karina Isna Irawan
·3 menit baca
GROBOGAN, KOMPAS — Tanah longsor sepanjang 20 meter mengakibatkan jalur kereta api Gundih-Karangsono tidak bisa dilewati, Sabtu (17/2). Sebanyak sembilan perjalanan kereta api harus dialihkan karena proses perbaikan masih berlangsung.
Manajer Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi IV Suprapto, dihubungi dari Semarang, mengatakan, longsor terjadi di Km 61 antara Stasiun Gundih dan Stasiun Karangsono di Kabupaten Grobogan pada Sabtu sore. Akibatnya, KA yang melalui jalur tersebut harus memutar lewat Stasiun Gambringan dan Stasiun Ngrombo. Durasi perjalanan KA lebih lama 1 jam dari normal.
”Hingga saat ini, petugas masih melakukan perbaikan dan kondisi belum aman,” kata Suprapto.
Daftar KA yang mengalami perubahan rute adalah KA Brantas Blitar-Pasar Senen, KA Bangunkarta Jakarta-Surabaya Gubeng, KA Matarmaja Pasar Senen-Malang, KA Majapahit Malang-Pasar Senen, dan KA Kalijaga Semarang Poncol-Solo Balapan. Sejauh ini belum bisa dipastikan waktu perbaikan jalur selesai.
PT KAI Daop IV Semarang kini mewaspadai 17 titik rawan bencana seiring meningkatnya intensitas hujan di Jawa Tengah bagian utara. Titik rawan bencana itu ada di wilayah Tegal, Pekalongan, Kota Semarang, Grobogan, Kendal, dan Cepu.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, Jumat (16/2), mengatakan, pemetaan daerah rawan bencana meliputi banjir, longsor, dan ambles. Namun, di wilayah Jateng bagian utara bencana banjir paling diwaspadai. Tingginya intensitas hujan kerap mengakibatkan air sungai meluap sehingga menutupi kepala atau kop rel. Banjir di beberapa daerah juga disertai limpasan air laut atau rob.
”Titik rawan bencana di pantura cukup banyak. Beberapa hari lalu, banjir setinggi 15-30 cm di atas kop rel menggenang di Stasiun Kalibodri,” kata Edi.
Terendam banjir
Banjir menyebabkan perjalanan KA yang melalui wilayah Kendal, Tegal, dan Brebes terlambat. Di wilayah Kendal antara Stasiun Kalibodri dan Stasiun Kaliwungu, banjir turut membawa sampah sehingga menutupi satu jalur KA pada Jumat (9/2) malam. Hal tersebut mengakibatkan antrean perjalanan KA dari dan ke Jakarta-Semarang-Surabaya.
Rel KA di jalur antara Brebes dan Tegal juga terendam banjir setinggi sekitar 200 meter pada Senin (12/2). Di beberapa titik, ketinggian air mencapai 1 meter. Jalur tersebut tidak dapat dilewati selama beberapa jam sehingga rute KA dialihkan ke arah selatan melalui Cirebon. Sedikitnya, lima perjalanan KA dari arah Jakarta dialihkan.
Edi mengatakan, PT KAI melakukan beberapa upaya antisipasi agar banjir dan bencana alam lain tidak mengganggu perjalanan KA. Upaya antisipasi itu antara lain menempatkan petugas khusus di titik rawan, memperbaiki drainase dan saluran air dekat stasiun, serta meninggikan jalur KA di daerah Stasiun Kalibodri dan Stasiun Alastua Semarang.
Suprapto menambahkan, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memperoleh data curah hujan setiap hari. Kesiapsiagaan petugas di daerah curah hujan tinggi akan ditingkatkan agar perjalanan KA tidak terganggu.
”Jika tinggi banjir lebih dari 12 cm di atas kepala rel, dipastikan KA tidak bisa melintas. Di bawah itu (ketinggian 12 cm) KA tetap bisa melintas dengan syarat tubuh badan rel kuat dan dikawal petugas,” ujar Suprapto.
Petugas bersiaga 24 jam yang dibagi dalam tiga shift kerja. Mereka akan segera melakukan penanganan apabila terjadi banjir, longsor, dan ambles. Sejumlah perlengkapan telah disediakan, seperti mesin pemadat batu kricak, cangkul, karung berisi pasir, dan potongan rel cadangan.