YOGYAKARTA, KOMPAS Geliat penyelenggaraan Jogja Air Show dari tahun ke tahun membuktikan acara kedirgantaraan di Daerah Istimewa Yogyakarta punya daya tarik kuat bagi wisatawan. Konsep gelaran tahun ini sengaja dibuat untuk menjaga stabilitas tingkat kunjungan wisatawan pada awal tahun.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata DIY Aria Nugrahadi berharap, bergesernya jadwal penyelenggaraan Jogja Air Show (JAS) ke awal tahun dapat membuat kunjungan wisatawan ke DIY tetap stabil di awal tahun.
”JAS sudah menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang mengunjungi Kota Yogyakarta dan sekitarnya,” ujarnya dalam pembukaan JAS 2018 di Lapangan Terbang Pantai Depok, Bantul, Sabtu (17/2).
JAS merupakan acara tahunan yang digelar atas kerja sama sejumlah pihak, antara lain TNI AU Lanud Adisutjipto, Pemerintah DIY, dan Pengurus Daerah Federasi Aero Sport DIY. Setiap tahun acara ini diisi dengan sejumlah kegiatan dirgantara, seperti atraksi pesawat terbang, paramotor, aeromodelling, dan terjun payung.
Hari pertama JAS 2018 menjadi ajang geladi bersih para peserta. Meski demikian, pengunjung terhibur dengan 14 jenis manuver udara Jupiter Aerobatic Team TNI AU menggunakan lima pesawat jenis KT-1b Wong Bee.
Pengunjung juga terhibur oleh penerbang paramotor yang menguji jalur terbang berkeliling dari Pantai Parangtritis melintasi langit Pantai Depok sebelum kembali ke Pantai Parangtritis. Pada hari pertama, pengunjung JAS 2018 gagal menyaksikan penerjun payung TNI AU karena kecepatan angin mendadak meningkat hingga di atas 20 knot.
Sebagai spot berfoto, panitia JAS menyiapkan delapan pesawat microlight yang diparkirkan di sisi landasan pacu Lapangan Terbang Pantai Depok.
Tahun 2017, lanjut Aria, jumlah pengunjung JAS di Lapangan Terbang Depok sekitar 52.000 orang dari target 40.000 orang. Dinas Pariwisata DIY mencatat, jumlah pengunjung hari pertama JAS 2018 mencapai 30.000 orang. ”Melihat capaian hari pertama, kami optimistis total pengunjung JAS selama dua hari nanti bisa mencapai 65.000 orang,” kata Aria.
Kepala Seksi Pembinaan Potensi Dirgantara Lanud Adisutjipto Mayor (Pnb) Iwan Setiawan mengatakan, JAS 2018 menampilkan atraksi penerbang paramotor yang tidak ditampilkan pada penyelenggaraan JAS dalam tiga tahun terakhir. ”Februari adalah periode terakhir pergerakan angin musim barat sehingga penerbangan paramotor di pesisir selatan Pulau Jawa masih dimungkinkan. Dalam tiga tahun terakhir, penyelenggaraan JAS selalu dilakukan di bulan April,” tutur Iwan.
Paramotor adalah modifikasi dari olahraga paralayang dengan menggunakan motor penggerak baling-baling tunggal yang posisinya di belakang posisi duduk pilot. Kesempatan menerbangkan paramotor dimanfaatkan penyelenggara untuk membuat rekor konfigurasi penerbangan paramotor dengan jumlah terbanyak.
”Pada hari kedua JAS nanti, lebih dari 50 paramotor akan terbang bersama-sama membentuk formasi itu, untuk memecahkan rekor nasional yang sebelumnya tercipta di Ngawi dengan total peserta sebanyak 44 paramotor,” ujar Iwan.
Sapa warga
Pada hari pertama JAS 2018, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menyapa pengunjung Pantai Depok, Bantul, dari pesawat Grob LD 1224 yang dipiloti Letkol (Pnb) Humaidi Syarief Romas. Sebelum terbang di langit Pantai Depok, Sultan yang terbang dari Lanud Adisutjipto memantau puncak Gunung Merapi dan Bandara Internasional Baru Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo.
”Jogja Istimewa, Jogja Air Show 2018, Jogja Tetap Istimewa,” kata Sultan menggunakan radio pemancar yang dapat didengar seluruh pengunjung di Pantai Depok.