MAUMERE, KOMPAS — Pemerintah berjanji membantu membenahi sekolah-sekolah swasta di Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Sikka pada khususnya. Pembenahan itu antara lain penyediaan sarana dan prasarana pendidikan serta pendirian pusat pelatihan dan peningkatan mutu guru.
Komitmen tersebut dilakukan menyusul kualitas pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terus merosot.
Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy seusai bertemu dengan Uskup Keuskupan Maumere Mgr G Kherubim Pareira SVD di Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, Jumat (16/2) petang. Kabupaten Sikka merupakan 1 dari 22 kabupaten/kota di NTT dengan sekolah swasta terbanyak, yakni 414 sekolah.
”Saya datang bersilaturahim dengan Monsinyur karena di keuskupan ini mereka mengelola yayasan pendidikan terbesar. Kami bertukar pendapat dan saling membantu mengatasi berbagai persoalan terkait pendidikan di Sikka khususnya dan NTT pada umumnya,” tutur Muhadjir.
Yayasan ini membutuhkan dukungan fisik dari pemerintah berupa bangunan gedung dan asrama serta pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Bentuk konkret bantuan akan ditindaklanjuti Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) NTT. LPMP akan membahas bersama Keuskupan soal bantuan itu.
”Tahun ini segera direalisasikan. Karena itu, kajian teknis di lapangan harus dilakukan lebih cepat sehingga segera disampaikan ke saya,” ujar Muhadjir.
Kherubim mengatakan, yang dibahas bersama pemerintah adalah pendidikan berkarakter. Saat ini, karakter kaum muda makin tergerus kemajuan zaman. Mereka tak memiliki daya saing yang kuat, berintegritas, menghargai perbedaan, dan berkualitas dalam penguasaan materi. Pendidikan karakter itu perlu dibangun secara sinergi antara pendidikan di sekolah dan pembinaan disiplin secara menyeluruh. ”Salah satu solusi adalah mengembangkan pendidikan berasrama. Melalui disiplin hidup berasrama, karakter siswa akan terbentuk,” ujarnya.
Pada saat yang sama, dibahas juga mutu pendidikan guru di NTT yang masih jauh di bawah standar. Padahal, guru tak hanya bisa mengajar atau mentransfer pengetahuan kepada siswa, tetapi juga harus menjadi teladan dalam segala aspek di sekolah itu.
Guru harus menjadi pendorong, penarik, sekaligus penyangga siswa dalam berbagai kesempatan. ”Itu artinya, setiap guru perlu memiliki kemampuan pedagogi yang sangat memadai sehingga mampu menempatkan diri sebagai pendidik sejati,” ungkap Kherubim. (KOR)