RUTENG, KOMPAS — Hatijah Hasan (55), warga Desa Ngaji, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, membakar diri hingga mengalami luka bakar serius di bagian kepala, dada, perut, lengan, dan kaki kiri.
Korban kecewa, putus asa, dan depresi berat karena sudah 10 tahun berturut-turut menderita sakit yang sulit disembuhkan. Korban sudah berobat di puskesmas dan rumah sakit terdekat, tetapi penyakit yang dideritanya tidak terdeteksi.
Kepala Humas Polres Manggarai Inspektur Dua Daniel Djihu dalam siaran pers dari Ruteng, Manggarai, diterima Kompas di Kupang, Senin (19/2), menyebutkan, Senin (19/2) pukul 09.00 Wita, saat kejadian, anak kandung korban, Sulastri (29), sedang mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, saksi melihat korban sudah tergeletak di ruang tengah dengan kondisi luka bakar di sebagian anggota tubuh.
”Saksi melihat korban masih bernapas kemudian memanggil tetangga sekitar. Mereka berdatangan dan membawa korban menuju Rumah Sakit Umum Daerah Ruteng, sekitar 30 km dari Reok. Kini, korban dirawat secara intensif di rumah sakit itu,” kata Djihu.
Menurut Djihu, korban berusaha membunuh diri dengan cara membakar diri. Ia mengambil minyak tanah dari dalam jeriken di dapur, menuju ruang tengah rumah, lalu menyiram bagian kepala dengan minyak tanah. Korban lalu menghidupkan korek api dan membakar diri.
Bagian kepala, wajah, dada, perut, dan kaki kiri korban mengalami luka bakar serius. Korban depresi dan kecewa karena sudah hampir 10 tahun korban menderita jenis penyakit yang tidak dapat dideteksi pegugas kesehatan Puskesmas Reok dan RSUD Ruteng.
Suami korban, Muhammad Hasan (57), saat kejadian sedang berada di ladang, membersihkan rumput. Hanya anak perempuan ketiga di rumah itu, Sulastri Hasan (29), menemani korban. Dua anak mereka sudah menikah dan tinggal dengan suami.
Sulastri Hasan mengatakan, korban mengeluh sakit di perut bagian atas, perut bagian bawah, dan sulit berdiri atau duduk lebih dari 20 menit. Penyakit ini membuat korban tidak bisa bekerja membantu suami.
”Lebih banyak waktu dihabiskan di tempat tidur. Kemungkinan penyakit ini membuat mama kecewa sampai depresi berat sehingga nekat membakar diri,” kata Sulastri.