PURWOKERTO, KOMPAS — Seorang warga Grumbul Parakan, Desa Kracak, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, bernama Ana Mualis (43) mengamuk di permukiman, Senin (19/2) pagi. Pelaku membawa parang sepanjang 30 sentimeter dan menyerang warga sekitar secara acak. Sebanyak enam orang luka-luka akibat sabetan parang.
”Kejadian sekitar pukul 06.00. Ana Mualis tiba-tiba menyerang warga sekitar menggunakan parang. Dia mendatangi rumah-rumah dan membacok warga. Ada yang sedang menjemur baju dibacok. Dia juga menyerang warga yang lewat di jalan,” kata Sekretaris Desa Kracak Sodikun.
Sodikun mengatakan, Mualis dikenal sebagai orang yang baik di antara para tetangga. Sehari-hari, Mualis bekerja sebagai tukang ojek dan sesekali menjadi buruh atau kuli bangunan.
”Yang bersangkutan dikenal baik dengan warga sekitar. Tadi dia berteriak-teriak menyebutkan nama seseorang, tapi kami tidak tahu apa masalahnya. Entah karena dibohongi atau karena masalah utang,” katanya.
Menurut Sodikun, warga sekitar berusaha meringkus pelaku, tetapi gagal karena pelaku terus mengacung-acungkan parang sambil menyabet-nyabetkannya kepada orang-orang yang mendekat.
”Karena tidak bisa dikendalikan, kami memanggil polisi. Polisi sempat bernegosiasi dengan pelaku untuk menyerahkan parangnya, tapi justru tetap melawan. Pelaku juga melempari mobil polisi dengan batu. Akhirnya pelaku dapat diringkus dengan ditembak pahanya sekitar pukul 08.00,” kata Sodikun.
Akibat penyerangan secara membabi buta itu, sebanyak enam orang mengalami luka bacokan dan sabetan. Enam korban itu adalah Ali Rojikin (34) yang mengalami sobek pada rahang kanan dan jari tengah. Sarni (40) luka sabetan pada punggung atas dan lengan kanan.
Suparman (57) mengalami luka sobek pada lengan kiri atas, dada, pipi sampai telinga, dan kepala. Suwarti (32) mengalami luka sobek pada telinga kanan. Kustiah (42) mengalami luka sobek pada kepala dan sayatan di lengan kanan. Suratman (53) mengalami luka sobek pada punggung. ”Sekarang semua korban dirawat di RSUD Ajibarang,” kata Sodikun.
Kepala Kepolisian Sektor Ajibarang Ajun Komisaris Supardi menyampaikan, pihaknya masih mendalami kasus penyerangan ini. Dari keterangan para saksi, kata Supardi, penyerangan dilakukan secara acak dan tidak ada motif dendam karena masalah agama ataupun SARA.
”Diduga orang ini stres karena bercerai dengan istrinya. Namun, kami masih menunggu penyelidikan karena pelaku sedang dirawat intensif di rumah sakit,” ujar Supardi. Untuk meringkus pelaku, diterjunkan 25 personel anggota kepolisian.