NUNUKAN, KOMPAS — Jajaran Kepolisian Resor Nunukan, Kalimantan Utara, kembali meringkus komplotan pengedar sabu skala besar yang beroperasi lintas negara. Kali ini, empat pengedar ditangkap dengan sitaan sabu 95 bungkus seberat 4,75 kilogram yang disembunyikan dalam kaleng biskuit.
Keempat pelaku, Fir, Hus, Adn, dan Riz, adalah tenaga kerja Indonesia di perkebunan di Sabah, Malaysia. Adn, yang diduga pemimpin komplotan, mengaku menerima pesanan dari seseorang di Makassar. Orang itu kini masih dicari polisi.
Kapolres Nunukan Ajun Komisaris Besar Jepri Yuniardi pada jumpa pers, Senin (19/2), mengatakan, dua tersangka, Fir (21) dan Hus (43), diringkus dulu di jembatan Dermaga Speed Sadewa, Pulau Sebatik, Nunukan, Rabu (14/2).
Polisi mendapat informasi dari masyarakat mengenai kedatangan kedua orang itu dari Tawau, Sabah, Malaysia, di Sebatik dengan speedboat (perahu cepat). Keduanya diduga membawa sabu. Personel Satuan Reserse Narkoba pun meluncur ke lokasi.
Fir dan Hus tidak memberi perlawanan. Saat digeledah, ditemukan dua kaleng biskuit berisi 95 bungkus sabu dengan berat total 4,75 kg.
Jaringan
Dari keterangan kedua tersangka, polisi mengarah ke Adn dan Riz yang kemudian ditangkap di Nunukan. Kasatnarkoba Polres Nunukan Ajun Komisaris Hasan Setiabudi mengatakan, Adn mengaku mendapat pesanan sabu dari seseorang di Makassar.
”Adn mencari kurir untuk membawa sabu dari Tawau melewati perbatasan (Kaltara) dan mengantarkan ke Makassar. Adn diupah Rp 200 juta. Ia yang membagi ke kurir,” kata Hasan.
Adn lebih lima kali menerima pesanan dan memakai kurir berbeda. ”Mereka berempat bukan pengguna. Mereka nekat membawa sabu ketika pulang atau liburan dari bekerja di Sabah. Alasannya, terdesak kebutuhan uang,” kata Hasan.
Menurut Hasan, para TKI rentan dimanfaatkan sindikat pengedar narkoba.
Sitaan 4,75 kg sabu ini terbesar yang diungkap Polres Nunukan pada 2018. Akhir Desember 2017, polisi Nunukan membekuk dua pengedar di Sebatik dan menyita sabu 1 kg.
Membawa sabu dari Tawau menuju Sulawesi Selatan melalui perbatasan wilayah Kaltara sering dilakukan kurir. Sabu diambil dari Tawau, lalu dibawa menyeberang ke Pulau Sebatik, Nunukan, atau Kota Tarakan menggunakan perahu cepat. Dari Sebatik, kurir menumpang perahu cepat ke Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, untuk menunggu kapal reguler ke Sulsel. (PRA)