PEKANBARU, KOMPAS — Beberapa wilayah Provinsi Riau di pantai timur Sumatera, sampai Rabu (21/2), masih membara. Kebakaran lahan dan hutan terjadi di Desa Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Dumai, dan Desa Sepahat, Kecamatan Bandar Laksamana, serta Siak Kecil di Kabupaten Bengkalis.
”Kebakaran di Mundam sudah berlangsung 10 hari. Sampai hari ini api belum dapat dipadamkan. Kebakaran itu terjadi karena warga membuka lahan untuk bertanam nanas dengan cara dibakar. Hari ini, tim darat gabungan masih di lapangan untuk memadamkan api,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dumai Rasyid Rida, Rabu.
Menurut Rasyid, tim lapangan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran Dumai, Manggala Agni, dan masyarakat berjumlah sekitar 100 orang masih berupaya mencegah api agar tidak meluas. Tim darat dibagi dalam tiga kelompok besar secara terpisah.
”Dengan kondisi panas dan angin kencang, sangat sulit memadamkan api. Saya meminta seluruh anggota tim tidak memasuki lokasi di tengah kebakaran lahan gambut karena sangat berbahaya. Keselamatan jiwa lebih utama,” kata Rasyid.
Menurut Rasyid, kebakaran di Mundam berulang setiap tahun. Para petani masih membakar lahan pada musim kemarau untuk mulai menanam.
Secara terpisah, Nurul Huda dari Humas Sinar Mas Forestry mengatakan, pihaknya masih melakukan pemadaman dengan dua helikopter Super Puma di Desa Sepahat. Kebakaran tersebut berada 4 kilometer dari wilayah konsesi pertanaman akasia hutan tanaman industri PT Sakato Pratama Agung, grup Sinar Mas.
”Kebakaran masih jauh dari konsesi kami. Namun, Kepala BPBD Riau meminta perusahaan untuk membantu,” kata Nurul.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Riau ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru Sukisno, pada 10 hari kedua bulan Februari, wilayah utara Riau merupakan lokasi yang terkering di provinsi tersebut.
Siaga darurat
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga menetapkan status Siaga Darurat Karhutla untuk mempercepat penanganan kebakaran. Di Kotawaringin Barat, selama Februari, ada 350,2 hektar dengan 32 titik panas dan 12 kali kejadian kebakaran.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Rabu, ada 10 titik api di Kabupaten Kotawaringin Barat dan tiga titik di Kabupaten Sukamara.
Kepala Seksi Pencegahan Bencana BPBD Kotawaringin Barat Pahrul mengatakan, lokasi kebakaran terparah terjadi di sekitar jalan poros Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama dekat perkebunan kelapa sawit. Namun, sejak Selasa malam api mulai bisa dikendalikan, dibantu hujan.
Karena kebakaran dan jumlah titik api terus meningkat, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menetapkan status Siaga Darurat Karhutla, Selasa (20/2) sampai Senin, 21 Mei.
Titik panas juga terpantau di Kalimantan Barat. Untuk mengoptimalkan penanggulangan kebakaran lahan, Manggala Agni mengintensifkan peran masyarakat dengan membentuk kelompok masyarakat peduli api.
Koordinator Daerah Operasi Manggala Agni Kalbar Sahat Irawan Manik di Kabupaten Kubu Raya, Rabu (21/2), mengatakan, melihat perkembangan, dipandang perlu kembali membentuk masyarakat peduli api di Kubu Raya. ”Hari Rabu pembentukan di Desa Rasau Jaya 1, Rasau Jaya 3, Bintang Mas 2, dan Pematang 7,” katanya. (SAH/IDO/ESA)