Pembangunan PLTA Sungai Kayan Tunggu Izin Konstruksi Bendungan
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·2 menit baca
TANJUNG SELOR, KOMPAS - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Sungai Kayan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, masih belum bisa dimulai. Salah satu kendalanya karena investor masih menunggu izin konstruksi bendungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Hal itu diutarakan Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie, Jumat (23/2). Menurutnya, desain dan persyaratan lain untuk pembangunan PLTA ini, sudah dilengkapi.
Bahkan untuk desain PLTA tersebut, pihak investor yakni PT Kayan Hidro Energi, telah mengeluarkan dana kurang lebih 75 juta dollar AS atau hampir Rp 1 triliun.
Sedangkan terkait pembebasan lahan, realisasi pembebasan lahan untuk pembangunan PLTA Sungai Kayan tahap I dengan kapasitas 900 Megawatt (MW) itu, sudah mencapai 80 persen.
Selasa (20/2) lalu, Irianto menghadiri pertemuan di Kantor Kemenko Kemaritiman, di Jakarta. Agendanya membahas percepatan realisasi investasi di Kaltara. Pembangunan PLTA dan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi, dibahas dalam pertemuan tersebut.
Dalam rapat tersebut, menurut Irianto, perwakilan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR menyebut bahwa izin konstruksi bendungan masih menunggu rekomendasi dari Komisi Keselamatan Bendungan. Untuk proyek bendungan memang perlu ekstra hati-hati, karena jangan sampai ada resiko sekecil apapun.
“Pihak Ditjen Sumber Daya Air berjanji akan mem-follow-up soal izin ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa dikeluarkan. Ini juga untuk memenuhi janji Presiden Joko Widodo, waktu berkunjung ke Kaltara, bahwa pembangunan PLTA dimulai awal 2018,” kata Irianto.
Kunci keberhasilan KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi adalah PLTA tersebut. Sebab, listrik yang menjadi “nyawa” perkembangan industri.
“Ada beberapa alternatif, seperti menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap, juga gas (PLTU atau PLTG). Sejumlah investor juga sudah menyatakan minat. Tetapi kami tetap upayakan realisasi PLTA dipercepat,” ujar Irianto.
PLTA Sungai Kayan yang diproyeksikan berkapasitas 9.000 MW ini akan menjadi PLTA terbesar se-Indonesia, juga se-Asia Tenggara. Namun untuk tahap awal, dibangun dulu pembangkit berkapasitas 900 MW.
Peletakan batu pertama (ground breaking) sudah dilakukan Januari 2014 lalu, namun lantas terganjal lama gegara penyelesaian izin pinjam pakai lahan.